Kecil Tetapi Berperan Besar
Yakobus 3:1-5
Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.
- Yakobus 3:5a
Perkataan yang dikeluarkan seseorang memberikan pengaruh terhadap yang mendengar. Perkataan bisa memberikan pengaruh menguatkan, tetapi bisa pula melemahkan. Kata-kata yang diucapkan bisa menyampaikan pesan perdamaian, tetapi bisa pula pertikaian. Sebagai orang Kristen yang bertumbuh, kita diajarkan untuk dapat mengendalikan lidah atau kata-kata yang diucapkan.
Ingatlah pentingnya menggunakan lidah. Kita diminta benar-benar dapat mengendalikan lidah sebagaimana mestinya. Inilah perjuangan sebagai murid-murid Kristus yang semakin lama diharapkan semakin serupa Kristus untuk terus menguduskan diri di dalam perkataan dan penggunaan lidah.
Yakobus memakai dua ilustrasi mengenai pengendalian lidah. Pertama, kekang pada mulut kuda. Kekang atau kendali yang dipasang pada mulut kuda berfungsi mengontrol kekuatan dan energi kuda, serta dipakai untuk menentukan arah ke mana kuda akan pergi. Yakobus mungkin memakai ilustrasi ini melihat kuda-kuda tentara Romawi yang gagah perkasa dan sangat kuat yang harus dikendalikan oleh tali kekang saat dikendarai. Jadi, Yakobus hendak menekankan bahwa lidah harus dikendalikan pengaruhnya dengan fungsi seperti tali kekang ini.
Kedua, kemudi kapal. Gambaran kapal-kapal besar yang ada di zaman Yakobus umumnya mampu menampung ratusan hingga ribuan orang. Meskipun besar dan berat, kapal diarahkan hanya oleh kemudi yang kecil. Demikian pula dengan lidah, walaupun kecil tetapi memiliki pengaruh yang besar untuk kebaikan atau keburukan orang yang mendengarkan.
Yakobus ingin kita bisa belajar betapa pengendalian lidah sangat penting karena besar kuasanya. Kita diajak serius dalam menggunakan lidah. Ia berharap sekali lidah yang kita pakai adalah untuk hal-hal baik dan membangun. Yakobus sendiri mengatakan, “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar” (ay. 5).
Pikirkanlah secara matang apa yang akan kita ucapkan. Sama seperti Yesus yang selalu berkata-kata baik dan menguatkan, saya berharap kata-kata kita juga selalu baik sehingga bisa memberkati, menguatkan, dan membangun orang lain. Amsal 15:4 yang mencatat, “Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.” Biarlah perkataan kita lemah lembut memberikan kehidupan dan kesegaran bagi orang yang mendengarnya.
Refleksi Diri:
- Apa dampak pengendalian lidah yang kurang baik yang Anda pernah rasakan, baik itu terhadap diri Anda sendiri atau orang lain?
- Bagaimana perkataan yang Anda ucapkan selama ini? Apakah sudah memberkati, membangun, dan menguatkan orang lain?