Kejarlah Kebenaran
Matius 5:1-12
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
- Matius 5:6
Sebuah lirik lagu berbunyi: Apa yang dicari orang? Uang. Apa yang dicari orang, siang, malam hari, petang? Uang uang uang, bukan Tuhan Yesus. Lagu ini mengingatkan kita bahwa banyak orang lebih suka mencari uang atau perkara materi daripada Tuhan. Ada begitu banyak keinginan yang orang kejar demi mencapai kebahagiaan. Namun, semakin dikejar semakin jauh dari rasa bahagia dan semakin banyak yang didapatkan semakin tidak puas. Itulah yang dialami oleh Raja Salomo ketika di masa tuanya menulis, “Kesia-siaan atas kesia-siaan, …” (Pkh. 12:8).
Ayat emas di atas merupakan salah satu ayat penting dalam Khotbah di Bukit. Syarat utama untuk memperoleh kehidupan yang saleh, bahagia, dan berkenan kepada Tuhan adalah memiliki jiwa yang “lapar dan haus akan kebenaran”. Arti “lapar dan haus” adalah mereka yang lebih mengutamakan hukum Allah dan hidup sesuai kehendak-Nya sebagai kebutuhan rohani yang paling diinginkan. Selain itu, mereka sangat merindukan kehidupan yang saleh dan hubungan yang intim dengan Tuhan, sama seperti perut lapar mengharapkan makanan atau kerongkongan haus merindukan tetesan air. Hal ini ditegaskan kembali oleh Yesus, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Artinya, pemerintahan Allah dan firman-Nya harus menjadi prioritas yang kita kejar daripada perkara jasmani (makanan, minuman, atau pakaian). Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, melainkan soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita (Rm. 14:17). Hanya kebenaran yang dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi kita. Kejarlah kebenaran dan Kerajaan Allah maka yang lainnya akan ditambahkan kepada kita.
Saudara-saudara, mintalah kepada Tuhan untuk menolong kita mengejar bukan apa yang orang dunia kejar. Orang dunia mengejar perkara materi dan berakhir dengan kekecewaan karena ternyata semua tidak pernah dapat memuaskan dahaga jiwa mereka. Sebagai orang percaya, marilah kita mengejar yang terutama perkara-perkara rohani, yang bernilai kekal. Kejarlah kebenaran. Hiduplah menurut kehendak Allah maka jiwa kita pasti akan dipuaskan dan kita pun akan terus bertumbuh karena nutrisi iman kita tercukupi (baca Mzm. 1:1-3; 107:9; 119:1-2; Ams. 11:19).
Refleksi Diri:
- Apa dan siapa yang paling Anda kejar dan utamakan selama ini? Bagaimana hasilnya? Apakah Anda terpuaskan?
- Apa yang Anda lakukan agar memiliki jiwa yang haus dan lapar akan kebenaran?