Keluarga Dan Imlek
Lukas 8:19-21
“Ibu-Ku dan saudara-saudari-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
- Lukas 8:21
Tuhan Yesus mengatakan bahwa jika kita melakukan kehendak-Nya maka kita adalah bagian dari keluarga-Nya. Yesus adalah teladan yang baik ketika berinkarnasi di dunia bersama keluarga jasmani-Nya. Dia rindu menyelamatkan orang berdosa. Dia juga rindu agar semua anggota keluarga menerima keselamatan. Ketika kita berusaha menyelamatkan orang berdosa, apalagi keluarga dan orang seisi rumah, maka kita sedang melakukan kehendak Yesus.
Imlek pertama kami di Changsha, Tiongkok, kami lewatkan bersama beberapa keluarga yang mengundang kami. Ada tiga hal yang menonjol dalam perayaan tersebut. Pertama, di mana-mana orang memasang petasan tanda sukacita. Kedua, ada banyak tempelan kertas merah tanda kebahagiaan. Yang terakhir, mereka menikmati waktu kebersamaan keluarga dimulai dengan makan malam bersama. Imlek sangat erat dengan keharmonisan keluarga dan kita tahu Alkitab mengajarkan bahwa Allah mengasihi keluarga.
Imlek dirayakan sepanjang dua minggu yang diakhiri dengan perayaan Cap Go Meh. Banyak orang yang tidak mengenal budaya Tionghoa dengan gampang mengatakan Imlek bertentangan dengan iman Kristen. Alasannya, Imlek adalah perayaan agama lain, bukan Kristen. Penduduk asli Tiongkok menulis Imlek tahun ini sebagai tahun 4718. Sedang di Indonesia tahun 2572. Kok beda? Ya, karena penduduk Tiongkok mengakui Imlek sebagai budaya yang lebih tua, sebelum digunakan oleh para pengikut Konghucu sebagai hari raya agama. Jadi, awalnya Imlek bukanlah perayaan agama. Kita tentu harus menghormati saudara-saudara pengikut Konghucu. Kita juga perlu menghargai sejarah dan asal usul Imlek sehingga sebagai keturunan Tionghoa yang beriman kepada Kristus tidak perlu merasa tabu untuk merayakannya.
Mari semua keturunan Tionghoa yang Kristen merayakan Imlek, yang bukan Tionghoa menikmatinya juga. Jadikanlah Imlek sebagai momentum keluarga. Kita bisa menggunakannya menjadi kesempatan meningkatkan hormat dan kepatuhan kepada orangtua. Pakai momen Imlek untuk saling berbagi berkat, bukan saja kue keranjang dan angpao, tetapi juga melalui pesan kasih Kristus yang nyata. Orang Kristen yang cerdas tahu menghormati budaya dan tahu memanfaatkannya untuk mempererat persaudaraan, selama tidak bertentangan dengan nilai Alkitab. Jadilah kesaksian yang baik.
Salam cintai keluarga.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah memanfaatkan momen Imlek untuk menyampaikan pesan kasih Kristus kepada sanak saudara Anda?
- Siapa anggota keluarga Anda juga belum mendapatkan pesan keselamatan yang Tuhan Yesus sampaikan?