Kemah Hidup Sementara
2 Korintus.4:16-5:21
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
- 2 Korintus 5:1
Seorang bapak ingin menikmati masa pensiunnya setelah puluhan tahun bekerja dengan penuh jerih lelah di sebuah perusahaan besar di ibukota. Ia banyak mengalami pergumulan di kantornya, kadang disalah mengerti, tidak jarang menjadi sasaran kemarahan atasannya, belum lagi bawahannya yang suka seenaknya sendiri. Ia bermimpi, saya akan pindah ke kota kecil, menikmati masa pensiun dengan tenang. Jauh dari hiruk pikuk, tidak ada lagi permasalahan pelik yang harus saya hadapi. Enam bulan pertama ia nikmati masa pensiunnya di kota kecil tersebut. Namun setelahnya, ia mulai merasa tidak tenang karena tetangganya menyebalkan, saudaranya masih sering menelponnya untuk meminjam uang, tidak jarang juga ia bertengkar dengan istrinya, belum lagi kakinya sering sakit kalau berjalan. Memimpikan hidup aman dan bebas masalah boleh-boleh saja tetapi itu mustahil terjadi selama kita hidup di dunia.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa hidup kita di dunia seperti kemah sementara yang rentan, tidak sempurna, dan tidak terasa nyaman. Ini mengajarkan kita untuk menerima kenyataan bahwa hidup tidak lepas dari masalah. Di sisi lain, kita diajarkan untuk mempunyai pengharapan yang pasti bahwa kemah akhir orang percaya adalah tempat kediaman di sorga, yang kekal, permanen, tidak rapuh, dan tidak rentan. Kita bisa tenang menghadapi terpaan masalah dalam hidup karena kita bersama Tuhan. Apa pun pergumulan yang kita alami hari ini, yakinlah bahwa bagi orang percaya akhir kehidupan kita adalah kebahagiaan maksimal di sorga. Karena itu Paulus berkata, “Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah,” (ay. 6), di dalam bahasa aslinya kata “tabah” bisa berarti keberanian yang baik, tidak khawatir atau pun takut.
Ingatlah Tuhan Yesus ketika di atas kayu salib mengatakan, “Sudah selesai,” artinya semua permasalahan dosa kita sudah selesai ditanggung-Nya. Tidak ada lagi yang harus dibayarkan orang percaya atas jaminan hidup kekal nan indah. Sekalipun hari ini kita sedang di dalam pergumulan atau permasalahan, marilah melihat semua ini sebagai sebuah kesementaraan. Tetaplah tabah, yakin, dan pandanglah pengharapan di dalam Kristus.
Refleksi diri:
- Mengapa di dalam Tuhan Yesus kita bisa menghadapi permasalahan dengan tabah?
- Apakah pergumulan hidup Anda saat ini yang ingin Anda serahkan dan percayakan kepada Tuhan?