Kenapa Harus Dibuat Gampang
Amos 1:1-2
Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
- Yeremia 17:5
Anda mungkin pernah mengalami kejadian seperti papa saya ini. Suatu ketika papa pergi ke kantor pemerintahan untuk mengurus satu dan lain hal. Rupanya urusan tersebut memakan waktu berbulan-bulan, bahkan kami sampai harus datang ke kantor-kantor yang lain. Kami serasa “di-ping-pong”. Urusan kecil yang sederhana, jadi menguras waktu dan tenaga begitu besar. Dalam keadaan seperti ini, papa mengeluarkan unek-unek, “Kalau bisa dibuat sulit, kenapa harus dibuat gampang?”
Anehnya, Tuhan pun memiliki work ethic yang sama. Dia sengaja membuat keadaan menjadi serba sulit untuk mencapai tujuan-Nya. Lihat saja nabi yang satu ini, Amos. Siapa Amos? Hanya seorang peternak domba. Mana punya kredensial atau gelar teologi untuk menjadi nabi Allah? Ditambah lagi, ia berasal dari Kerajaan Yehuda Selatan yang dikirim ke Israel Utara untuk menegur dan mendatangkan kabar penghakiman kepada umat Allah.
Kenapa Tuhan tidak menyuruh orang dari sesama Israel Utara saja, mengingat kedua kerajaan ini sedang tidak akur? Selain itu, Israel Utara sedang berjaya di bawah pemerintahan Raja Yerobeam II. Mana mungkin mereka percaya kabar bahwa Tuhan akan menghukum mereka? Sungguh, Amos adalah pengejawantahan the wrong man, at the wrong place, in the wrong time.
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa kita manusia boleh memiliki work ethic seperti ini. Tuhan memiliki alasan untuk membuat keadaan menjadi sulit karena Dia tahu bahwa kalau segala sesuatu dibuat gampang, umat Allah tidak akan bergantung kepada-Nya. Mereka akan bergantung kepada diri mereka sendiri. Itulah sebabnya Allah memilih Amos. Hasilnya? Amos mengatakan di ayat 2, “TUHAN mengaum dari Sion.” Tuhan-lah yang mengutusnya dan memberinya kuasa untuk menyampaikan pesan yang tentunya bisa membuat orang-orang Israel Utara memusuhinya.
Di dalam hidup ini, mungkin ada masa-masa dimana Anda menjadi the wrong man, at the wrong place, in the wrong time. Ini bukan berarti Tuhan Yesus meninggalkan Anda. Ini justru berarti Yesus sedang menarik Anda untuk bersandar kepada-Nya karena Dia rindu Anda dekat dengan diri-Nya.
Refleksi diri:
- Apa hal pertama yang Anda lakukan ketika menemukan diri Anda berada di posisi seperti Amos?
- Jika lain kali Anda menemui situasi sulit yang Tuhan izinkan, bagaimana Anda akan menyikapinya?