Kepastian Di Tengah Ketidakpastian
Yesaya 41:1-29
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
- Yesaya 41:10
Sudah sekitar dua tahun dunia terguncang hebat akibat pandemi Covid-19. Tidak ada seorang pun yang tahu persis kapan pandemi ini akan berakhir. Tidak seorang pun bisa memberi kepastian bagaimana kondisi kita di masa depan. Namun bagi orang-orang Kristen, kita memiliki pengharapan yang pasti di dalam Tuhan. Sebab Tuhan tidak pernah mengecewakan anak-anak-Nya. Dia tidak melupakan atau meninggalkan kita. Dia selalu ada untuk kita semua.
Yesaya 41 merupakan pesan penghiburan dari Tuhan kepada umat di tengah pembuangan di Babel. Bangsa Israel sedang mengalami pengasingan. Hidup mereka di Babel penuh tekanan, guncangan, dan ketidakpastian akan masa depan mereka. Melalui perikop ini, Tuhan yang penuh anugerah dan berbelas kasihan akan membawa umat-Nya kembali ke Yerusalem yang penuh kepastian.
Perhatikan ayat emas di atas. Ayat ini mencantumkan tiga jaminan Tuhan atas hidup kita yang tidak pasti. Pertama, “Aku menyertai engkau”. Tuhan selalu hadir menyertai kita. Janji kehadiran Tuhan membantu kita mengatasi ketakutan. Ketika para murid takut, Yesus berjanji bahwa Roh-Nya akan tinggal bersama mereka (Mat. 28:20). Kedua, “Aku ini Allahmu”. Allah berkeinginan untuk berelasi dengan kita. Tuhan mengenal persis setiap kita secara pribadi. Dia tidak hanya beserta kita tetapi juga selalu ada untuk kita. Paulus berkata, “Jika Allah di pihak kita siapa yang akan melawan kita”? (Rm. 8:31). Ketiga, “Aku akan meneguhkanmu”. Kuasa Tuhan selalu bersama kita. Allah memberi kita jaminan kekuatan, pertolongan, dan kemenangan atas musuh-musuh kita, baik itu Iblis, dosa, dan kematian (Yes. 40:18-26).
Meskipun kita memercayai kedaulatan Tuhan tetapi bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Kita dapat menemukan kenyamanan, ketenangan, dan kedamaian dalam kemahakuasaan Tuhan ketika kita membangun kedekatan hubungan dengan-Nya melalui saat teduh, membaca dan merenungkan firman, serta berdoa dan melatih diri melayani, misalnya dengan membagikan kesaksian iman, memenuhi kebutuhan fisik mereka yang berkekurangan, dan memberi dukungan emosional kepada sesama di tengah situasi yang tidak pasti ini. Mari hiduplah sebagai anak-anak Tuhan yang menebar optimisme dan kepastian akan masa depan.
Refleksi diri:
- Bagaimana respons Anda terhadap janji Tuhan bahwa Dia beserta Anda? Apakah Anda masih takut menghadapi masa depan yang tidak pasti?
- Apakah Anda memercayai Tuhan dan mempercayakan hidup Anda kepada-Nya? Bagaimana caranya?