Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas
Matius 22:34-40
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
- Matius 22:37
Suatu kali kami diberi kesempatan tinggal di tempat baru. Selama sepuluh hari di sana, banyak jalan kami lalui. Banyak warung makan dan pasar kami singgahi dan mampiri. Mulai dari pasar kecil, sedang, besar sampai pasar tumpah alias pasar di emperan jalan. Cukup menyenangkan dan banyak yang pengalaman baru kami dapatkan.
Beberapa kerabat bertanya bagaimana keadaan kami. Saya jawab bahwa hidup saya sekarang jadi 4S: Simple-Selow-Syukur-Sepedaan. Dan yang paling saya syukuri adalah kemana-mana dekat. Kemana-mana santai, nggak pakai macet, tak pake ribet. Mau ke gunung 20-30 menit. Mau ke pantai 35-40 menit.
Dalam hidup ini banyak yang bekerja keras dari pagi sampai sore, lalu ditambah kerja lembur bagai kuda. Pulang macet, sampai rumah kelelahan, tak ada waktu untuk keluarga. Menurut saya ini kerja keras tapi kurang cerdas. Kerja keras itu baik tapi jangan lupa ada yang namanya kerja cerdas. Hidup kami lebih selow, seringkali kami berhenti di tengah perjalanan sepeda kami. Untuk menikmati sawah, menikmati gunung, dan menikmati pemandangan alam yang sungguh menyenangkan.
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik. Dia menempatkan kami ke tempat ini bukan hanya untuk melayani tapi kami juga dilayani. Kami ditolong untuk memperbaiki “ritme” hidup kami yang selama ini terus berputar cepat dan semakin cepat. Hidup serasa dikejar-kejar, waktu 24 jam sehari terasa kurang. Hidup ngos-gosan karena penuh dengan deadline. Kerja keras dan terus gasss. Membuat kepala seringkali panas.
Di tempat baru ini kami diajar lagi untuk mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan (kerja keras), segenap akal budi (kerja cerdas), dan segenap hati (kerja ikhlas), seperti yang Matius 22:37 ajarkan. Mengasihi Tuhan Yesus memang perlu usaha, tidak hanya pasif diam saja tapi perlu usaha yang keras, menggunakan pikiran cerdas, dan hati yang ikhlas. Yesus mau kita mengasihi-Nya dengan jiwa, raga, dan pikiran kita. Secara total bukan setengah-tengah.
Mari nikmati hidup yang Yesus percayakan ini dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas.
Refleksi diri:
- Bagaimana hidup Anda saat ini? Apakah Anda sudah bekerja dengan keras, cerdas, dan iklas?
- Apa usaha lebih Anda supaya bisa mengasihi Yesus dengan total?