Kesehatian Dan Kontribusi
Nehemia 3:1-32
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
- 1 Korintus 12:13
Dunia hari ini bisa begitu hangat di media sosial, tetapi dingin di kehidupan dunia nyata. Relasi yang dibangun adalah relasi semu. Banyak anak muda sekarang lebih nyaman menjalin relasi dengan orang yang tidak mereka kenal, yang ada di belakang gawai. Mereka lebih menikmati relasi maya daripada relasi nyata di kehidupan sehari-hari dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ini sebenarnya bahaya besar dan gejala ini merambat masuk ke dalam komunitas orang percaya, yaitu gereja.
Gereja adalah institusi di dunia yang pertama kali menyerukan kesamaan dan kepedulian. Gereja mengakui penerimaan lintas budaya, ras, tingkat ekonomi, pendidikan, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Ini menunjukkan jati diri umat Kristiani, yaitu mereka yang sungguh mengasihi Tuhan dan sesamanya.
Belajar dari Nehemia maka ada dua hal yang bisa kita pelajari sebagai jemaat gereja. Pertama, kesehatian. Bangsa Yahudi mulai bergerak karena ada yang menggerakkan, yaitu Nehemia. Tuhan memberikan visi kepada Nehemia untuk pulang dan membangun negerinya. Ia membagikan visi tentang panggilan Tuhan atas bangsa-Nya dan mereka terbuka menerimanya. Panggilan Tuhan adalah memulihkan bangsa-Nya. Mereka kemudian bersehati sehingga bisa memulai pembangunan. Gereja tanpa kesehatian, sulit untuk bisa bertumbuh.
Kedua, kontribusi. Perikop hari ini menyampaikan bagaimana semua orang terlibat dalam pekerjaan membangun tembok Yerusalem. Ini sebuah gerakan besar. Mulai dari imam sampai rakyat jelata, dari penguasa sampai pengusaha, bahkan rakyat jelata. Di perikop ini banyak dipakai kata “di dekatnya” atau “di sebelahnya” yang menunjukkan semua orang bersama-sama bergandengan dan berkontribusi membangun kembali tembok dan pintu gerbang kota mereka. Semua orang menyingsingkan lengan baju daripada berpangku tangan.
Di dalam gereja pun seharusnya tidak ada orang yang menganggur. Lihat saja, orang-orang yang bersama membangun kota Yerusalem, melakukan apa yang bisa mereka lakukan, bukan melakukan apa yang tidak bisa dilakukan. Dan pada akhirnya pembangunan bisa selesai hanya dalam waktu 52 hari. Semuanya karena kesehatian dan kontribusi. Mari sebagai jemaat gereja, kita bersehati dan berkontribusi membangun gereja menurut apa yang bisa kita lakukan.
Refleksi Diri:
- Faktor utama apa yang bisa membuat jemaat gereja bersehati membangun dan melayani Tuhan?
- Apa kontribusi yang Anda akan berikan untuk pekerjaan Tuhan?