Ketaatan Atas Panggilan-Nya
Hosea 1
Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, Galatia 1:15b
Hosea adalah nabi yang luar biasa. Tuhan mau memakai hidupnya untuk menjadi contoh bagi umat Israel bagaimana Allah mengasihi bangsa itu. Jika Tuhan ingin memakai kehidupan seseorang untuk menjadi kesaksian sebuah bangsa besar, mungkin bisa menggambarkan sebuah kehidupan yang indah. Namun, tahan dulu pemikiran itu. Karena kenyataannya, kehidupan yang harus Hosea jalankan atas kehendak Tuhan tidak semanis madu.
Hosea diperintahkan Tuhan untuk menikahi perempuan sundal (ay. 2). Ini bukan hal yang lazim. Belum lagi sampai pada perintah Tuhan untuk penamaan anak-anaknya (ay. 4, 6, 9), yang masing-masing nama memiliki arti tidak baik. Menjalani semuanya itu pastilah tidak mudah tapi Hosea tahu dirinya dipanggil untuk menyuarakan isi hati Tuhan melalui kehidupannya.
Ketika firman Tuhan secara verbal seringkali tidak didengar oleh bangsa Israel maka Allah memakai cara lain lewat contoh hidup nyata dari nabinya.
Melaluinya Allah menyatakan kasih-Nya yang besar kepada bangsa itu, yang hatinya berkali-kali serong dari Tuhan. Sebenarnya perintah ini berisiko jika sampai Hosea di tengah perjalanan pernikahannya merasa tidak kuat dan akhirnya menyerah, lalu meninggalkan semuanya. Hosea bukan seperti robot, ia memiliki perasaan dan kehendak. Namun, ia tetap menaati apa yang Tuhan mau darinya. Walaupun Gomer (istrinya) sudah tidak ada harganya, ia tetap menebusnya kembali (Hos. 3:2). Hosea rela hidupnya dipakai menjadi etalase pertunjukan bagi bangsanya, betapa Allah mengasihi mereka. Hosea menggambarkan Allah, sedangkan Gomer menggambarkan umat Israel (juga menggambarkan diri kita) yang seringkali tidak setia.
Menaati panggilan Allah dalam hidup kita tidak selalu mudah. Kadang kala banyak hal yang dikorbankan, entah itu mimpi-mimpi, kesenangan atau kenyamanan kita. Panggilan kita mungkin tidak seekstrem Hosea.
Hosea paham betul, ia harus taat kepada panggilan Allah karena Dia tidak pernah salah. Menaati panggilan Allah sama dengan memercayakan hidup kita kepada-Nya karena Dia adalah Allah yang layak dipercaya dan pasti bisa dipercaya. Hiduplah senantiasa di dalam panggilan-Nya. Dia tidak pernah salah memanggil kita. Panggilan-Nya adalah panggilan yang istimewa.
PANGGILAN HIDUP DARI TUHAN TIDAK PERNAH SALAH. PERCAYALAH, RANCANGAN PANGGILAN-NYA PASTI BERAKHIR INDAH.