Keteladanan Pemimpin
Nehemia 3
Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
-Nehemia 3:1
Keteladanan pemimpin ditampilkan melalui kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem. Pekerjaan ini tidak mudah. Pembangunan tembok, perbaikan pintu-pintu gerbang dan menara, membutuhkan usaha yang besar. Hebatnya, pembangunan tersebut bisa selesai dalam 52 hari. Selain karena punya tujuan yang sama, kecepatan membangun menjadi kunci dan juga tidak lepas dari peran para pemimpin yang memberi komando. Keteladanan pemimpin memberikan semangat kepada orang Israel untuk sekuat tenaga membangun kembali tembok kota.
Imam besar Elyasib terlibat di dalam pembangunan. Imam besar adalah jabatan tertinggi imam dan hanya diisi oleh satu orang. Bisa Anda bayangkan, seorang pemimpin besar yang dihormati, mengangkat balok, mengancingkan balok dengan paku-paku, hingga keringatnya mengalir, ditambah lagi napas terengah-engah. Coba bayangkan bila seorang pemimpin besar gereja bertindak seperti itu, kira-kira jemaat akan ikut bersemangat tidak? Teladan itu pasti menyulut semangat jemaatnya untuk turut terlibat. Yang luar biasa, pemimpin-pemimpin yang terlibat bukan imam besar saja, tetapi juga para penguasa. Penguasa yang biasanya memerintah dan duduk di belakang meja, turut memberi teladan dengan langsung terjun ke lapangan.
Teladan kepemimpinan diperlukan di semua lini. Bukan hanya di gereja, tetapi juga di banyak organisasi, perusahaan, negara, bahkan di unit terkecil, yaitu keluarga. Pemimpin tidak seperti agen wisata yang hanya sebatas memberikan informasi mengenai tujuan wisata lalu mengucapkan, “Selamat berlibur!” Pelayanannya berhenti di batasan itu saja. Pemimpin yang baik berfungsi sebagai pemandu wisata yang bukan hanya memberikan informasi mengenai tempat wisata, tetapi mendampingi, memberi arahan yang jelas, bahkan selalu siap membantu wisatawan yang pergi bersamanya.
Saudaraku, apa posisi yang Anda tempati saat ini? Mungkin direktur di kantor, penatua di gereja, atau seorang ayah di keluarga Anda. Berikan teladan kepada orang-orang yang Anda pimpin. Mereka tidak akan menaruh respek bila pemipinnya tidak memiliki integritas. Hanya bicara, tetapi tidak turut terlibat. Teladan dimulai dari diri Anda melalui sikap, perbuatan, perkataan, maupun etos kerja. Teladan merupakan cerminan dari nilai-nilai kekristenan yang diajarkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Refleksi Diri:
- Menurut pendapat Anda, apa saja kategori pemimpin yang baik?
- Tindakan konkret apa yang akan Anda lakukan untuk memberikan teladan yang baik bagi orang lain?