Ketika Allah Tidak Mendengar Doa
Keluaran 2:23-25
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata- kata doanya akan dikabulkan.
- Matius 6:7
Kitab Keluaran merupakan kitab yang menarik untuk dibaca karena berisi kisah pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Kitab ini juga berisi banyak peristiwa luar biasa seperti sepuluh tulah di Mesir, terbelahnya Laut Merah, Tuhan turun di Gunung Sinai, anak lembu emas, dan banyak lagi. Namun, di dalam aliran narasi yang luar biasa ini terdapat interupsi atau sebuah materi yang tampaknya diselipkan dalam kisah yang ada. Bagian Alkitab yang kita baca juga merupakan interupsi dalam kisah Musa (lih. Kel. 2:1-22; 3:1). Mengapa bagian ini diselipkan di dalam kitab Keluaran?
Bagian Alkitab ini menggambarkan pentingnya perjanjian dalam hubungan orang Israel dan Allah. Perjanjian antara Allah dan nenek moyang bangsa Israel tidak terpengaruh oleh situasi yang dialami oleh bangsa Israel. Pada saat itu mereka mengalami masa perbudakan yang begitu berat yang digambarkan dengan tiga ungkapan: mengeluh, berseru-seru, dan teriak minta tolong (ay. 23). Beban yang dialami begitu kronis, mereka mulai putus asa melihat situasi yang tidak berubah. Di manakah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub yang menjanjikan mereka menjadi bangsa yang besar?
Tuhan Allah tidak pernah lalai dengan janji-Nya. Dia dapat terlihat diam tetapi sesungguhnya terus bekerja. Penulis kitab Keluaran menunjukkan Allah bekerja dengan menuliskan empat ungkapan: Ia mendengar, mengingat, melihat, dan memperhatikan (ay.24-25). Ketika bangsa Israel berteriak-teriak karena beban yang mereka alami, Tuhan mempersiapkan pemimpin mereka keluar dari perbudakan, yaitu Musa. Ia memang sedang dalam pelarian dari kerajaan Mesir dan hidup sebagai penggembala domba di Midian, tetapi ini merupakan persiapan dari Tuhan baginya untuk menjadi pembebas bangsa Israel.
Kebenaran ini harusnya menjadi jaminan bagi orang Kristen untuk melangkah dengan yakin saat menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan. Tuhan Allah tidak pernah lalai dengan janji-Nya dan orang Kristen sudah berada dalam perjanjian kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia pun menghendaki kita tetap berdoa dan hidup dengan iman kepada Allah Bapa di sorga, jangan hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah yang berpikir karena banyaknya kata-kata doa mereka akan dikabulkan (Mat. 6:7). Allah mendengar, mengingat, melihat, dan memperhatikan umat-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah merasa Tuhan seperti diam saja ketika mengalami pergumulan? Bagaimana respons Anda?
- Apa bentuk perhatian Tuhan yang akhirnya Anda rasakan sebagai jawaban atas pergumulan tersebut?