Bagikan artikel ini :

Ketika Tuhan Memalingkan Muka-Nya

Yehezkiel 4:1-17

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
- 2 Korintus 5:21

Orang-orang yang menolak Injil biasanya memiliki respons umum. Beberapa di antaranya adalah “Masa dengan percaya saja kita bisa selamat?”; “Kalau semua dosa dibayar lunas, berarti kita bisa bebas melakukan dosa dong?” Ini kesalahpahaman yang muncul karena dosa sepertinya dipandang ringan di dalam kekristenan. Namun, apakah benar dosa dipandang remeh dalam kekristenan? Bagaimana Allah memandang dosa dan orang yang melakukannya?

Allah memandang dosa dengan sangat serius dan keadilan-Nya memastikan orang berdosa untuk dihukum. Kebenaran ini terlihat dengan jelas ketika Nabi Yehezkiel dipanggil Tuhan untuk memeragakan pengepungan Yerusalem. Kota Yerusalem memang belum hancur pada waktu itu karena kitab Yehezkiel ditulis ketika masa pengangkutan pertama ke Babel. Allah tidak segan menghukum umat pilihan-Nya ketika mereka berdosa dan melanggar perjanjian dengan-Nya. Allah menjadi maestro dari pengepungan tersebut (ay. 1-3). Apakah Allah adalah Tuhan yang kejam? Sama sekali tidak! Dia membuat perjanjian dengan bangsa Israel dan mereka yang memberontak kepada Allah sehingga dibuang ke Babel (Im. 26:17).

Natur dosa memisahkan umat dari Allah yang kudus. Keberdosaan penduduk Yerusalem membuat tembok pemisah antara Allah dengan umat-Nya yang di-simbolkan dengan sebidang besi (ay. 3). Natur dosa yang membuat mereka najis diperagakan Yehezkiel dengan memakan roti yang dibakar dengan kotoran manusia/lembu (ay. 12-14). Orang Israel tahu benar bahwa ketika dalam kondisi najis, mereka tidak dapat berpartisipasi dalam ibadah atau perkumpulan umat Tuhan. Itulah natur dosa yang membuat Allah yang kudus dan penuh kasih menyikapinya dengan serius.

Keseriusan dosa membuat Anak Allah harus turun ke dunia untuk membayar harga dosa bagi manusia. Yesus, Anak Tunggal Allah, menanggung dosa seluruh manusia di atas kayu salib agar manusia berdosa memiliki jalan kembali kepada Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Kor. 5:21). Allah yang dari kekal melihat Anak-Nya dengan penuh kasih, harus memalingkan muka-Nya ketika Anak-Nya menanggung semua dosa manusia (Mrk. 15:34). Sebagai orang yang telah ditebus dengan harga yang mahal, janganlah memandang remeh
dosa. Hiduplah kudus seperti yang dikehendaki Allah.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda selama ini memandang dosa?
  • Apakah ada dosa tertentu yang Anda bergumul untuk lepas darinya? Bawa dalam doa kepada Tuhan.