Kristus Memulai Zaman Baru
Matius 27:45-52
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
- Matius 27:51
Ada peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi ketika Yesus mati. Salah satunya adalah tirai bait Allah terbelah dua. Tirai itu memisahkan ruang kudus dengan ruang maha kudus. Ruang maha kudus adalah ruang yang hanya bisa dimasuki oleh imam besar setahun sekali. Itu pun didahului persiapan dan tata cara yang ekstra ketat. Jika Allah tidak berkenan maka imam besar bisa mati di dalam ruangan tersebut. Orang biasa tidak bisa masuk ruang kudus, apalagi ruang maha kudus. Dengan kata lain, umat hanya bisa datang kepada Allah melalui perantaraan imam.
Robeknya tirai bait Allah secara ajaib, tanpa ada orang yang melakukannya adalah tindakan Allah. Melalui kejadian itu, Allah ingin menyatakan bahwa sekarang tidak ada lagi pemisah antara Allah dengan manusia. Tidak lagi dibutuhkan perantara untuk datang kepada Allah. Setiap orang, siapa pun dia—imam atau pun orang biasa, bahkan orang berdosa sekalipun—dapat datang kepada Allah. Dengan kata lain, setiap orang percaya adalah imam di hadapan Allah (1Ptr. 2:9).
Kematian Kristus memulai zaman baru. Zaman ketika setiap orang dapat datang kepada Allah dengan bebas. Setiap orang dapat datang kepada-Nya tanpa rasa segan apalagi takut. Allah menerima setiap orang tanpa pilih kasih. Dia tidak akan menolak. Kasih-Nya besar dan tak terbatas. Syaratnya sederhana: kita datang kepada-Nya dengan sikap rendah hati. Kita datang mengakui dosa dan kelemahan kita, serta ketidakberdayaan hidup di luar kasih-Nya. Kita memohon belas kasihan dan kekuatan-Nya untuk dapat meniti hari-hari kehidupan kita.
Percayalah, Allah dekat dengan orang yang rendah hati. Ia pasti mendengarkan dan menjawab doa yang lahir dari ketulusan dan keberserahan diri. Jadi, jangan ragu untuk datang ke hadirat-Nya melalui saat teduh dan doa sehari-hari atau pun ibadah dan penyembahan di hari Minggu. Bapa di Sorga selalu siap menyambut kehadiran Anda, tangan-Nya siap merangkul Anda. Ayo, segera datang kepada-Nya. Syukuri kesempatan bertemu langsung dengan Sang Khalik, pencipta alam semesta.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sudah datang ke hadirat Tuhan secara rutin? Bagaimana sikap Anda selama ini saat hadir di hadapan-Nya?
- Sudahkah Anda mengucap syukur atas kesempatan tersebut?