Kristus Sang Pemenang
Filipi 2:1-11
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
- Filipi 2:9-11
Sistem dunia mengajarkan kita untuk menjadi pemenang. Orang lain harus disingkirkan dan dikorbankan. Terlebih di dunia politik, sebuah filosofi berbunyi demikian: tidak ada musuh atau teman abadi, yang ada hanya kepentingan pribadi. Berbeda dengan Tuhan Yesus yang meraih kemenangan-Nya bukan dengan cara mengorbankan orang lain, melainkan dengan mengorbankan diri-Nya sendiri.
Ayat emas di atas menyatakan kemenangan Kristus bahwa Allah sangat meninggikan Dia, mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama dan segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan. Apa rahasia kemenangan Kristus yang luar biasa tersebut? Pertama, kemenangan Kristus diraih dengan cara mengorbankan diri. Walaupun dalam rupa Allah, Dia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya (ay. 6-7). Istilah “mengosongkan diri” atau bahasa aslinya kenoo berarti membuat diri-Nya tidak dikenal (to make of no reputation). Yesus membatasi diri untuk menggunakan kuasa-Nya. Inilah bukti pengorbanan-Nya.
Kedua, kemenangan Kristus diraih dengan cara merendahkan diri (ay. 8a). Hamba (doulos) adalah seorang budak yang hidupnya hanya untuk melayani kepentingan tuannya. Yesus menjadi hamba untuk melayani, tetapi berbeda dengan manusia, Dia tidak berdosa (Ibr. 4:15). Yesus memberi kita teladan kerendahan hati dan penyangkalan diri.
Ketiga, kemenangan Kristus diraih dengan ketaatan bahkan sampai mati di kayu salib (ay. 8b). Kematian Yesus di kayu salib merupakan hukuman yang paling hina dan memalukan. Bagi orang Yahudi, mati disalib itu kutukan Allah dan bagi orang Yunani itu kebodohan. Namun, salib adalah bukti ketaatan Kristus kepada Allah Bapa.
Semangat Kristus adalah semangat melayani, bukan dilayani. Marilah kita meneladani-Nya. Milikilah sikap rendah hati, mengutamakan orang lain, melayani dengan tulus, penuh dedikasi dan pengorbanan diri. Janganlah suka menuntut hak kita untuk dilayani, dikasihi, diperhatikan dan dipuji orang, melainkan utamakanlah kewajiban kita dengan memberi pujian, kasih, penghargaan, serta melayani Tuhan dan orang lain.
Refleksi Diri:
- Apa yang Anda akan lakukan untuk mengikuti teladan kemenangan Yesus Kristus sehingga Anda ditinggikan oleh-Nya?
- Bagaimana Anda mengembangkan sikap melayani dan mengorbankan diri dalam kehidupan sehari-hari?