Ku tak mau menyangkal
Ayub 9
Yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya.
- Ayub 9:10
Ayub meratapi penderitaannya sambil terus menafsirkan penderitaan tersebut sebagai tanda bahwa ia sedang dihukum Allah. Oleh karena itu, ia sungguh-sungguh mengutarakan keraguan yang terus menghantui dirinya kepada Allah.
Pada saat iman Ayub mencapai titik terendah, ia mulai menyindir Tuhan tentang tak seorang pun yang bisa benar di hadapan-Nya (ay. 2). Ayub merasa tidak bersalah sehingga harus dibuat menderita seperti ini, tapi ia tidak bisa membantah. Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya (ay. 3).
Ya, Ayub dalam segala ketidakmengertiannya tentang penderitaan hidup yang harus dijalaninya, tidak mengutuki dan meninggalkan Tuhan. Hatinya seringkali tidak memahami Tuhan, tapi ia sudah melihat bagaimana Tuhan juga bisa menolong dan melakukan hal ajaib yang tidak bisa dimengerti oleh manusia. Keajaiban-Nya tidak terbilang banyaknya dan seringkali tidak terduga.
Saudaraku, dalam hidup ini terkadang orang suka menyudutkan orang lain ketika melihatnya ada dalam penderitaan. Yang umum terjadi adalah: pertama, dosa apa yang sudah kamu buat, coba koreksi dulu hidupmu. Masalahnya, tidak semua penderitaan karena dosa. Jadi jika kita sedang menderita, jangan terprovokasi ucapan orang lain yang menyudutkan kita berdosa kalau memang kita tidak berbuat dosa. Kita tidak bisa mengerti, berserah saja kepada Tuhan. Sebaliknya, jika kita melihat orang lain menderita, jangan menambah beban di hatinya dengan pertanyaan konyol, “Coba selami dosa apa yang telah kamu buat?”
Kedua, coba kamu cari tahu, apa yang Tuhan kehendaki melalui penderitaanmu. Masalahnya, mencari tahu dengan tekun pun, kita tetap tidak bisa mengetahuinya. Tuhan itu agung dalam segala jalan-Nya. Pertolongan-Nya yang ajaib pun sering dinyatakan pada saat dan dengan cara yang tidak terduga.
Lalu kita harus bagaimana? Yang utama adalah jangan pernah mengutuki Tuhan. Kita memang tidak mengerti, tapi kita minta Tuhan kuatkan agar kita tidak menyangkal Dia. Berikutnya, berdasarkan pengalaman kita, tetap pujilah Tuhan karena dengan cara dan waktu yang tidak terduga, Dia bisa menolong kita. Itu saja. Itulah iman yang berserah, takkan pernah menyangkal Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah mengalami penderitaan yang begitu berat dan merasa itu adalah hukuman dari Tuhan?
- Apa yang akan Anda lakukan sehingga melalui penderitaan tersebut Anda tidak sampai menyangkali Tuhan?