Kuasa pujian, nyanyian sukacita
Mazmur 149
Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!
Mazmur 149:5
Saya sering mengamati dari atas mimbar ibadah, saat melantunkan nyanyian pujian banyak jemaat yang tidak bernyanyi dengan sukacita. Bahkan beberapa orang tidak membuka mulut sama sekali. Lalu saya berpikir, mereka pergi ke gereja untuk apa ya? Bernyanyi dan memuji Tuhan selayaknya disampaikan dengan sukacita. Di gereja, di persekutuan, bahkan di tempat tidur sekalipun, seharusnya kita memuji dengan beria-ria di dalam Tuhan.
Pujian dan sukacita adalah ciri dan unsur yang hakiki dalam kehidupan orang percaya. Pujian dan sukacita sebaiknya tampak dalam kehidupan yang konkret, di setiap peristiwa. Ia dapat diucapkan atau dinyatakan melalui nyanyian baru dan tari-tarian (ay. 1-3). Yang dimaksud nyanyian baru dan tarian adalah perbuatan-perbuatan baru yang indah, bagaikan sebuah tarian lahir dari pribadi yang mengalami pembaruan Allah.
Mengapa kehidupan orang percaya harus diisi dengan sukacita dan pujian? Karena pujian dan sukacita memberikan kekuatan kepada umat Tuhan untuk “berperang” dan mengalami kemenangan melawan kuasa-kuasa kegelapan, kekhawatiran, kehampaan atau kesepian. Saat menaikkan pujian kepada Allah, kita sebenarnya sedang membiarkan kuasa-Nya bekerja di dalam kehidupan kita. Kuasa yang melepaskan kita dari belenggu kehidupan dan memampukan kita bergerak bebas serta melangkah maju. Kuasa-Nya sanggup membuka jalan bagi setiap masalah dan problematika kehidupan kita.
Pujian dan sukacita juga melahirkan perbuatan-perbuatan indah untuk sesama. Mereka yang dahaga dengan pertolongan kita akan terpuaskan. Mereka mencari penopang di kala lemah, mereka butuh sahabat yang bisa menggenggam tangan mereka untuk berjalan bersama melewati lembah gelap kehidupan.
Saudaraku, biarlah syair dan bait yang kita lantunkan menyegarkan jiwa Anda dan juga orang lain yang sungguh merindukan kehadiran seorang utusan Tuhan sehingga jiwanya bisa bersorak, bahkan menari di tempat tidurnya. “Pak, bagaimana kalau suara saya nggak bagus saat bernyanyi?” “Dengarkan baik-baik. Ikuti saja nadanya, perhatikan syairnya, dan biarkan hatimu ikut berdendang dan bukalah mulutmu. Ada pujian di dalam hatimu.”
Salam pujian dari hati.
PUJIAN DAN SUKACITA ANDA DAPAT MELAHIRKAN PERBUATAN YANG INDAH BAGI SESAMA.