Langkah Iman Yang Menyelamatkan
Lukas 7:36-50
Sambil menangis ia pergi ke belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian mencium kaki-Nya dan meminyaki-Nya dengan minyak wangi itu.
- Lukas 7:38
Sebelum menjadi bapak gereja, Agustinus seorang yang hidupnya bergelimang dosa. Sewaktu muda, ia memiliki anak di luar pernikahan, menghiraukan Tuhan dengan mengikuti ajaran sesat, dan hidup dalam pesta pora. Suatu hari di taman rumahnya, tiba-tiba ia mendengar suara anak kecil berkata, “Ambillah dan bacalah,” yaitu Kitab Suci. Lalu ia membaca Roma 13:13-14 dan mengambil langkah iman. Anugerah Tuhan dialaminya, Agustinus meresponinya dengan memercayai Yesus dan bertobat.
Perempuan berdosa ini bukanlah tamu undangan, tetapi sikapnya terhadap Yesus berlaku seperti tuan rumah. Sementara Simon sebagai tuan rumah, sikapnya betul-betul bukan tuan rumah dalam menyambut Yesus sebagai tamu undangannya. Pada zaman itu, tuan rumah akan memberikan air untuk mencuci kaki tamunya dan menyambutnya dengan ciuman. Simon tidak melakukannya. Ia mengundang Yesus untuk keuntungan dirinya sendiri, memberi nilai plus bagi tamu-tamu undangan lainnya. Maklum, Yesus saat itu sedang populer.
Berbeda dengan perempuan berdosa ini, ia datang bukan untuk memanfaatkan Yesus, tetapi karena ingin bertemu. Ia datang dengan merendahkan diri dan langkah iman. Tidak peduli dengan suara-suara sumbar yang merendahkannya, tekadnya menerobos itu semua. Ia menangis dan air matanya membanjiri kaki Yesus yang lalu disekanya dengan rambutnya. Budaya waktu itu, tindakan menguraikan rambut hanya dilakukan di kamar tidur, menunjukkannya di depan umum sama seperti menelanjangi diri. Tindakan mencium kaki dan memberi minyak wangi tidak dibuat-buat, tetapi tulus menunjukkan kasihnya kepada Yesus.
Yesus menegur Simon karena merendahkan perempuan berdosa ini. Dia membandingkan apa yang dilakukan perempuan berdosa itu kepada diri-Nya dengan sikap Simon (ay. 44-46). Perempuan ini melakukan langkah iman. Keberanian, air mata, dan kasihnya dengan jelas ditunjukkannya. Karena iman ia mengalami anugerah. Yesus lalu berkata, “Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat.”
Semua orang telah jatuh ke dalam dosa dan membutuhkan anugerah Allah. Perempuan berdosa ini mengambil sikap yang tepat dengan menerima Yesus dan mengasihi-Nya. Marilah kita belajar bersikap mengasihi dan menerima Yesus karena Dia telah terlebih dahulu mengasihi dan menerima diri kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah mengambil langkah iman untuk menerima anugerah Allah dengan memercayai Tuhan Yesus?
- Bagaimana sikap Anda saat menghadap Tuhan? Apakah dengan rendah hati dan penuh kasih?