Lari Dari Hadapan Tuhan
Yunus 1:1-4
Selidilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku seorang, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
- Mazmur 139:23-24
Suatu kali saya berkunjung ke rumah kakak perempuan saya dan biasanya keponakan akan menyambut saya dengan girang. Namun, kali itu keponakan saya tidak terlihat dan mamanya memberi kode bahwa ia sedang bersembunyi, menunggu untuk ditemukan. Saya pun mengikuti permainannya dan terus memanggil-manggil namanya sambil berkeliling rumah, meski sebetulnya kepala keponakan saya terlihat di balik sofa. Mungkin seperti itulah ketika manusia mencoba lari dari hadapan Tuhan. Kita bisa saja merasa sudah menyembunyikan diri dengan baik seperti seorang ninja, tetapi sebenarnya ujung kepala kita tetap terlihat oleh Tuhan.
Yunus juga mencoba untuk melarikan diri “jauh dari hadapan Tuhan” setelah dipanggil untuk menyuarakan pertobatan bagi musuh Israel. Ia lari ke Tarsis. Hal menarik bahwa Tarsis sampai disebutkan tiga kali dalam satu ayat (ay. 3). Kota ini berada di ujung barat peta pada masa itu. Orang-orang pada masa itu memahaminya sebagai ujung dunia. Jadi, Yunus benar-benar memberikan usaha terbaiknya untuk dapat lari “jauh dari hadapan Tuhan.” Usaha untuk lari dari hadapan Tuhan sampai ke ujung dunia juga pernah dilakoni oleh Raja Daud. Ia mengatakan, “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mzm. 139:9-10). Daud yang mengenal Tuhan sadar bahwa manusia tidak dapat lari dari hadapan-Nya yang Mahatahu.
Yunus belajar dengan cara yang keras tentang kebenaran ini, meski telah mengerahkan usaha terbaiknya untuk lari, tetapi Tuhan tetap menuntunnya dengan angin ribut dan badai besar (ay. 4) sehingga akhirnya ia kembali pada panggilan-Nya. Kita pun tidak dapat lari dari Tuhan. Dia akan terus menggaungkan panggilan-Nya dalam hidup kita, apakah itu panggilan melayani secara khusus atau panggilan untuk bertobat dari dosa yang terus kita lakukan. Apabila Tuhan Yesus memanggil Anda hari ini, entah berupa panggilan pelayanan atau teguran keras dari-Nya atas perbuatan dosa Anda, jangan keraskan hati. Mari jawab panggilan-Nya di dalam karya keselamatan Yesus Kristus.
Refleksi Diri:
- Apa panggilan khusus yang Tuhan berikan dalam hidup Anda? Apakah itu panggilan melayani atau pertobatan?
- Apa hal yang menghalangi Anda untuk menjawab panggilan Tuhan? Segera doakan di hadapan-Nya.