Laut Yang Tidak Kunjung Penuh
Pengkhotbah 1:7
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
- 2 Petrus 1:5-7
Gelas ini setengah penuh atau setengah kosong?” merupakan pertanyaan yang seringkali dipakai untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kepribadian yang optimis atau pesimis. Jika jawabannya, “setengah penuh” berarti ia seorang optimis. Jika jawabannya, “setengah kosong” berarti ia seorang pesimis.
Namun, terlepas dari apakah ungkapan yang digunakan bernuansa optimistik atau pesimistik, faktanya adalah gelas itu tetap hanya setengah terisi dan akan selamanya begitu. Demikianlah hidup. Sesudah membandingkan dengan bumi, matahari, dan angin, kini Salomo membandingkan manusia dengan laut dan sungai. Laut terus menerus mendapatkan aliran air dari sungai, tetapi laut tidak terlihat bertambah (meski penelitian tentang global warming menunjukkan adanya peningkatan permukaan laut, tetapi hal ini tidak ada kaitannya). Manusia pun demikian. Ada yang bekerja membanting tulang dari pagi sampai petang, tetapi tidak juga ia bertambah kaya.
Saat ini Anda mungkin mengalami stagnansi yang sama. Di dalam pekerjaan, karier Anda berhenti dan merasa terjebak di tempat kerja. Anda pun memikirkan untuk pindah pekerjaan dengan harapan bisa naik ke jenjang karier yang lebih tinggi, tetapi Anda takut untuk melangkah. Di dalam hubungan dengan pasangan atau anak-anak, Anda berusaha melakukan sesuatu untuk menghangatkan kasih yang sudah menjadi hambar. Namun, yang Anda dapatkan hanya jawaban-jawaban pendek “ya”, “hmmm”, “tidak” ketika memulai pembicaraan dengan mereka. Tidak ada kemajuan. Tidak mendapatkan hasil.
Mungkin Anda sedang melihat ke arah yang salah. Alih-alih terus-menerus melihat ke luar, bagaimana jika sekali-kali melihat ke dalam? Jika Anda menilai keberhasilan karier dari peningkatan gaji, Anda akan mudah putus asa dan berpikir mengalami kegagalan. Mungkin Tuhan Yesus mengizinkan ini terjadi supaya Anda bisa melihat diri menjadi pribadi yang lebih tahan banting, rajin, dan bertanggung jawab daripada yang dulu. Bukankah ini pun sebuah hasil? Ayo bertahan dan minta dalam doa kebijakan (pengetahuan), ketekunan, dan penguasaan diri dari Yesus. Niscaya Tuhan akan memperlengkapi Anda.
Refleksi Diri:
- Apa usaha yang sedang Anda lakukan—baik dalam pekerjaan, relasi, pelayanan, maupun penginjilan—yang membuat Anda putus asa karena tidak melihat kemajuan?
- Apakah ada kemajuan dalam diri Anda secara pribadi saat mengusahakan hal-hal tersebut?