Lemah Lembut Bukan Lemah
Matius 5:1-12
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi Matius 5:5
Apa sih arti lemah lembut? Kata “lemah lembut” sebenarnya cukup sulit untuk diartikan. Tidak ada definisi langsung yang menjelaskan kata ini. Seringkali kita memahami lemah lembut adalah soal sikap yang senyam-senyum, tenang, jalannya pelan, ngomong-nya pelan, tidak pernah marah. Ada juga yang mengatakan orang lemah lembut adalah orang yang ikut aja apa kata orang, ini bisa jadi orang yang tidak punya pendirian atau orang munafik.
Ada dua pribadi di dalam Alkitab yang jelas disebut dan menyebut dirinya seorang yang lemah lembut. Pertama, Musa. Bilangan 12:3 mencatat: Adapun Musa ialah orang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Musa dikatakan orang yang lemah lembut. Kedua, Tuhan Yesus. Di dalam Matius 11:29 Dia berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Tuhan Yesus mengklaim bahwa diri-Nya lemah lembut.
Kata “lemah lembut” dalam bahasa aslinya mengacu pada kuda jantan dewasa yang sudah dijinakkan dan dapat ditunggangi. Kuat tapi tetap taat pada kekang dan menggunakan kekuatannya sesuai kehendak si penunggangnya.
Kelemahlembutan bisa diartikan suatu penyerahan kendali diri kepada Allah untuk taat. Tuhan Yesus juga dalam Ucapan Bahagia mengatakan, “Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.” (Mat. 5:5). Lemah lembut di sini memakai kata “meek” bukan “weak”, lemah lembut sama sekali bukan berarti lemah. Kata “lemah lembut” ini sering disebut lembut saja atau rendah hati. Ada yang menerjemahkan sebagai sikap rendah hati kepada Allah karena dia tahu Allah yang mengontrol segala sesuatu.
Serahkanlah pusat kendali hidup kita kepada Tuhan Yesus, itu seringkali terhambat oleh ego dan hasrat pribadi kita yang begitu besar. Sadarlah semuanya akan sia-sia di mata Tuhan. Yesus menginginkan kita untuk menjadi orang yang lemah lembut, bukan orang yang sok-sokan, karena pada dasarnya kita semua tidak bisa apa-apa tanpa diri-Nya.
DI BALIK KELEMAHLEMBUTAN ADA KEKUATAN UNTUK TAAT PERINTAH DAN RENDAH HATI DI HADAPAN YESUS.