Letih, Lesu, Dan Berbeban Berat (2)
Matius 11:25-30
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
- Matius 11:28
“Marilah kepada-Ku” merupakan sebuah pernyataan bahwa hanya melalui Yesus Kristus, setiap orang memiliki jalan masuk kepada pengenalan dan pengalaman dengan Allah. Dialah yang memiliki sumber-sumber kehidupan yang kita butuhkan. Undangan Tuhan Yesus tidak menyangkali realita kehidupan kita yang terbatas dan sering dalam kelemahan. Sejujurnya seringkali keletihan, kelesuan, dan beban berat mengerogoti kehidupan karena kita tidak menyadari cara berpikir dan mengelola perasaan kita.
Di tengah pergumulan dan kesulitan, kecenderungan kita adalah berhitung dengan angka-angka atau hal yang bersifat materi. Tanpa disadari, kecenderungan ini membuat langkah-langkah kehidupan kita menjauh dari langkah iman dan kualitas kepercayaan kita kepada Allah menjadi menurun. Pengalaman hidup saat ini membuat berkat-berkat yang ada pada kita menjadi terlepas dari kepemilikan. Bahkan yang pandai berhitung, dengan kesadarannya, tidak mencoba mengingat apa saja yang Tuhan pernah berikan.
Tuhan ingin setiap orang percaya menghitung berkat Tuhan, bukan menghitung apa yang hari ini kita dapatkan atau yang kita inginkan, melainkan mengingat berkat-berkat yang pernah kita terima dari-Nya. Jangan karena tidak/kurang bisa menghitung berkat Tuhan kita dikuasai oleh keletihan, kelesuan, dan beban berat. Menghitung berkat Tuhan bukan sekadar tentang apa yang kita dapatkan dan tidak dapatkan di tengah kondisi yang kita alami.
Proses pembentukan kehidupan anak Tuhan akan terus berlangsung. Undangan Yesus merupakan proses pembelajaran melalui kelegaan yang kita dapatkan saat datang kepada-Nya. Kelegaan yang disediakan Yesus menuntut kita memperbaharui konsep tentang kehidupan dan mengelola perasaan kita dengan benar. Dia menantikan kita berubah meninggalkan kebiasaan atau sifat lama yang tidak membangun agar kelegaan hidup di dalam-Nya semakin sempurna.
Kasih Yesus tidak pernah berubah, Dia yang telah menanggung dosa dan menganugerahkan keselamatan adalah Tuhan yang setia. Janji-janji-Nya tak pernah memungkiri kita. Kelegaan hidup pasti kita dapatkan karena Yesus ingin agar kita menikmati dan menjalani kehidupan dengan penuh sukacita. Ucapkan syukur atas berkat-berkat yang pernah kita terima. Mari sekali lagi kita memenuhi panggilan kelegaan yang ditawarkan-Nya, setiap saat dan sesering kita perlukan.
Refleksi Diri:
- Apa berkat-berkat Tuhan di masa lalu yang bisa menjadi bukti kelegaan yang pernah Yesus berikan?
- Apa pembelajaran dalam hal perubahan kebiasaan/sifat lama yang membuat Anda mendapatkan kelegaan yang sempurna?