Life Is Not Fair!
Pengkhotbah 9:1-10
Bersukacitalah senantiasa.
- 1 Tesalonika 5:16
Bill Gates, mantan CEO Microsoft yang pernah beberapa kali menduduki peringkat pertama orang terkaya di dunia, pernah mengatakan, “Hidup ini tidak adil. Biasakanlah dirimu” (Life is not fair. Get used to it). Di bagian yang kita baca hari ini, raja yang menduduki peringkat pertama orang terbijak di dunia mengatakan hal yang sama, “Hidup ini tidak adil.” Yang baik dan yang jahat, semua bernasib sama.
Namun, Anda kemudian menggaruk-garuk kepala saat membaca ayat 4-6. Mengapa di sini Raja Salomo mengatakan orang hidup lebih baik daripada orang mati, padahal di Pengkhotbah 4:2-3 ia mengatakan yang mati bahkan tidak pernah lahir lebih bahagia daripada yang mati? Jawaban untuk pertanyaan ini ada pada empat ayat selanjutnya. Disebutkan Salomo mendaftarkan anugerah umum Allah dalam penciptaan: ayat 7-8 menggambarkan Sabat dimana kita bisa beristirahat dan menikmati segala jerih lelah kita;
Ayat 9 menggambarkan Mandat Budaya untuk menikah, berkeluarga, dan beranak cucu (Kej. 1:28); Ayat 10 menggambarkan Mandat Budaya untuk bekerja dan mengusahakan apa yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dikelola (Kej. 2:15).
Bisa beristirahat dan menikmati kerja keras kita, bisa membangun rumah tangga bersama orang yang dikasihi, dan bisa berkarya adalah alasan mengapa hidup adalah sesuatu yang lebih baik, meski seringkali hidup memang tidak adil. Di bawah matahari, di dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini, hidup memang penuh dengan penderitaan, ketidakadilan, dan kejahatan. Lantas, apa yang akan kita lakukan? Mengutuki kehidupan dan mengakhirinya? Terus-menerus hidup dalam nihilisme dan pesimisme yang membuat kita menjadi makin pahit hati? Menjauhi pergaulan dan berpikiran negatif terhadap semua orang karena mereka bisa saja berbuat jahat kepada kita? Menjadi malas dan bekerja ala kadarnya karena merasa Anda akan dijadikan “budak korporat”?
Mungkin sekali dunia mengajarkan demikian. Namun, Salomo justru mengatakan sebaliknya. Justru karena hidup ini penuh dengan penderitaan, ketidakadilan, dan kejahatan, nikmatilah masa-masa suka selagi bisa. Kasihilah pasangan Anda karena dialah orang yang Yesus tempatkan di pihak Anda di antara sekian banyak orang yang memusuhi dan memanfaatkan Anda. Berkaryalah selagi Anda masih punya kekuatan. Hanya dengan bersukacita di dalamnya, kita dapat menerima ketidakadilan hidup yang terjadi.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sering mengeluh mengenai hidup Anda dan merasa hidup ini tidak adil?
- Apakah Anda memperoleh sukacita dari waktu-waktu istirahat Anda, dari relasi Anda, dan dari pekerjaan Anda? Jika belum, bagaimana Anda bisa belajar bersukacita dalam hal-hal ini?