Lingkaran Setan
Zakharia 1:18-21
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
- Yesaya 1:18b
Dosa bisa diibaratkan seperti lingkaran setan. Satu orang berbuat dosa, orang lain akan membalasnya. Demikian seterusnya. Tak ayal lagi, semua pihak yang terlibat di dalamnya akan makin berlarut-larut dalam dosa. Siapakah yang sanggup memutuskan lingkaran ini? Pada penglihatan yang kedua, Tuhan menunjukkan bagaimana keberdosaan umat-Nya menyebabkan mereka menjadi jajahan negara asing, tidak hanya satu melainkan empat negara, sebagaimana digambarkan oleh empat tanduk pada ayat 18. Keempat negara itu adalah Babel, Persia, Yunani, dan Romawi. Babel, kerajaan pertama yang menjajah Israel, kemudian dihancurkan oleh Persia. Kini Israel pindah tangan ke Persia. Di masa depan, Yunani akan menghancurkan Persia. Selanjutnya, Romawi-lah yang akan menghancurkan Yunani. Demikian seterusnya. Kapan selesainya?
Penglihatan ini tidak berakhir sampai empat tanduk itu saja. Tuhan kemudian memperlihatkan empat tukang besi yang akan menghempaskan empat tanduk tersebut. Ini menggambarkan bahwa Tuhan-lah yang pada akhirnya menundukkan keempat kerajaan tadi. Menarik bahwa sejarah mencatat, di bawah pemerintahan Kaisar Konstantin dari Roma, Kekaisaran Romawi pada akhirnya menerima agama Kristen sebagai agama negara pada tahun 323.
Sekilas pandang, sepertinya pesan dari bagian ini adalah bahwa Tuhan Yesus-lah yang akan menjadi Raja di atas segala raja dunia. Namun, pesannya lebih dari sekadar itu. Tuhan Yesus tidak menjadi Raja seluruh bumi dengan berperang, melainkan dengan memutuskan lingkaran dosa yang menjerat tidak hanya pribadi-pribadi, tetapi menjerat bangsa-bangsa.
Jika Tuhan Yesus dapat memutuskan lingkaran dosa yang mengikat empat kerajaan adikuasa di masa lampau, tentunya Dia sanggup memutuskan lingkaran tersebut di hati kita. Saat ini, kita mungkin memendam amarah, kepahitan, dan kebencian terhadap orang lain, entah kepada seorang kolega, kerabat, atau rekan sepelayanan. Kemarahan ini menjalar sampai melibatkan orang lain. Akhirnya, kebencian tersebut meluap. Tak ayal lagi, kita terjebak di dalam lingkaran saling membalas satu sama lain.
Jika kita sedang terjerat dalam lingkaran setan seperti ini, ingat bahwa Tuhan-lah yang sanggup memutuskan segala jerat dosa. Maukah kita memohon belas kasihan-Nya untuk membasuh kita dan menolong kita berdamai dengan pihak lain?
Refleksi Diri:
- Siapakah orang yang telah membuat kita mengalami kepahitan? Apa perasaan yang Anda rasakan setiap kali bertemu dengan yang bersangkutan?
- Apakah Anda bersedia memutuskan lingkaran setan ini dengan memohon Tuhan Yesus untuk membasuh Anda dari dendam dan memperdamaikan Anda dengannya?