Madu Yang Pahit
Amsal 5:1-6
Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.
- Amsal 5:3-4
Kita tahu bahwa permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Ams. 9:10). Takut akan Tuhan berarti sangat mengagumi dan menghormati kuasa dan otoritas Tuhan. Takut akan Tuhan juga akan membawa kita kepada jenis ketakutan yang lain, yakni takut melakukan hal-hal yang melanggar firman Tuhan. Selain itu, kita juga takut meninggalkan atau keluar dari hikmat Tuhan.
Di dalam bagian bacaan Alkitab hari ini, kita melihat gambaran dari ketakutan tersebut. Bagian ini berisi peringatan tentang apa yang dapat terjadi kepada umat Tuhan yang melenceng dari jalan-Nya. Sebagai murid-murid Kristus, bibir kita seharusnya memelihara pengetahuan (ay. 2). Hal ini kontras dengan wanita jalang yang bibirnya menitikkan tetesan madu (ay. 3), tetapi pada akhirnya pahit seperti empedu (ay. 4) dan mengarah kepada kematian dan kesesatan (ay. 6).
Maksud penulis Amsal pada bagian ini adalah dosa memberikan janji palsu. Awalnya dosa terasa nikmat, tetapi pada akhirnya akan terbukti bahwa dosa adalah racun yang diselimuti dengan rasa manis. Pemazmur menggambarkan proses ini bagaikan seorang pria yang berselingkuh dengan seorang wanita jalang. Ketika seorang wanita jalang membisikkan, “Aku mengasihimu… Aku mau bersamamu…”, wanita ini melakukannya demi uang. Awalnya kata-katanya terdengar manis, tetapi pada akhirnya wanita itu akan pergi.
Begitu pula dengan dosa. Kita jatuh ke dalam dosa karena dosa begitu menarik dan memikat. Kita mulai melakukan dosa dengan menganggap bahwa dosa itu kecil dan tidak berbahaya. Kita mulai mengintip tontonan pornografi, mulai berjudi secara daring, mulai dekat dengan orang yang bukan pasangan kita, ataupun mulai melakukan hal-hal kecil lainnya yang tidak benar di mata Tuhan. Namun, setelah beberapa lama kita bisa kecanduan dan saat sudah terjebak di dalamnya, dosa akan menghancurkan hidup kita.
Tetaplah waspada terhadap jebakan dosa. Jangan lengah sedikit pun, pikatan dosa selalu dilancarkan oleh iblis bagaikan singa yang berjalan mengelilingi sambil mengaum-ngaum dan siap menerkam (1Ptr. 5:8). Bertumbuhlah dalam sikap takut akan Tuhan dan berpeganglah selalu pada firman-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sedang kecanduan suatu dosa atau melenceng dari jalan Tuhan?
- Bagaimana agar Anda bisa kembali ke jalan Tuhan yang benar? Bagaimana Anda menumbuhkan rasa takut akan Tuhan?