Makna perayaan imlek
Kisah Para Rasul 28:17-22
Paulus berkata: “Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. - Kisah Para Rasul 28:17
Konteks perikop Kisah Para Rasul hari ini adalah saat Paulus ditangkap, diadili, dan dianiaya karena memperjuangkan imannya dan memberitakan Injil. Ketika orang-orang Yahudi menyekap Paulus, di ayat emas di atas, ia menyatakan pembelaan dirinya karena ia tidak berbuat salah terhadap adat istiadat Yahudi. Paulus sendiri masih menjalaninya.
Apakah orang Kristen boleh merayakan Imlek? Imlek telah menjadi satu adat istiadat masyarakat Tionghoa dan tidaklah salah mengikuti budaya yang baik. Yang perlu diperhatikan adalah jangan menjalani ritual mistis sehingga kita melanggar prinsip Alkitab. Maknai budaya dengan baik dan santun, tanpa melanggar firman Tuhan. Itu prinsip dalam merayakan atau menjalani budaya dan adat istiadat.
Setan sama sekali tidak takut dengan petasan dan warna merah seperti dalam cerita mistis tentang Imlek. Namun, orang Kristen bisa memberikan makna baru bahwa setan takut dengan darah merah Tuhan Yesus, yang tercurah di Salib Golgota. Waktu itulah kuasa setan dipatahkan dan berdasar salib itulah kita orang percaya bisa mengalahkan setan.
Budaya Imlek dirayakan berdasar dua versi tahun. Berdasarkan kaisar Huang Di yang diyakini oleh orang Tionghoa dan sebagian besar orang Tionghoa dunia. Hitungan Imleknya yaitu tahun 2697SM + tahun 2019, jadi Imlek tahun ini adalah tahun 4716.
Versi Imlek yang lain adalah versi Kong Hu Cu yang diyakini oleh pengikut atau kepercayaan Kong Hu Cu di Indonesia dan Asia Tenggara. Hitungan Imleknya adalah tahun 551 (tahun lahirnya Kong Hu Cu) + tahun 2019, jadi Imlek versi ini adalah tahun 2570.
Saya sendiri memahami bahwa Imlek bukan untuk merayakan Kong Hu Cu, karena itu, saya tidak mengikuti tahun Imlek 2570, melainkan yang berlaku umum di negeri Tiongkok, yang lebih original.
Saudaraku, mari merayakan Imlek dengan syukur karena pada momen ini keluarga bisa berkumpul. Memelihara budaya adalah baik dan jangan sampai orang Tionghoa kehilangan identitasnya. Bagi Saudara yang tidak merayakan Imlek, bisa mengucapkan selamat bagi yang merayakan. Prinsipnya, apa pun budaya yang melahirkan kita, peliharalah karena itu bisa menjadi jalan yang baik untuk bersaksi kepada orang sedaerah. Namun, ketika berbenturan dengan prinsip Alkitab maka kita harus tetap menjunjung tinggi Alkitab.
Selamat Imlek.
Refleksi Diri:
- Budaya Imlek apa yang ada di dalam keluarga Anda yang baik dan sesuai dengan prinsip Alkitab?
- Sudahkah Anda memanfaatkan budaya yang ada di dalam keluarga untuk menyampaikan Kabar Baik dari Tuhan Yesus?