Manusia duniawi
1 Korintus 3:1-9
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
- 1 Korintus 3:3
Apa yang menjadi penekanan pada ayat emas ini? Manusia duniawi. Paulus sampai mengulangi kata ini beberapa kali di dalam perikop. “Manusia duniawi” dalam bahasa aslinya menggunakan kata sarkikos yang artinya daging. “Manusia duniawi” adalah Anda dan saya yang hidup menurut daging.
Kenapa Paulus menggunakan kata “daging”? Konteks zaman itu istilah “daging” adalah rendahan dan murahan. Paulus menuliskan “kamu masih manusia duniawi” artinya jemaat Korintus sifatnya masih rendahan, perilakunya murahan.
Secara fisik mereka melayani dan datang ke rumah Tuhan, tapi hati mereka bukan murni untuk Tuhan. Kelihatannya ORI, eh tahunya KW! Maunya jadi pimpinan, eh nggak tahunya kualitas bawahan. Punya gelar tinggi, eh ternyata mental taman kanak-kanak. Kayaknya rohani, ternyata duniawi. Itulah karakter manusia daging.
Ada kesan Paulus seperti sedang menghakimi, ya? Tidak. Paulus tidak menghakimi. Ia sedang menegur orang-orang yang ngakunya percaya Tuhan, katanya melayani Tuhan, tapi ternyata masih dikuasai oleh iri hati, panas hati, sakit hati, dan perkelahian. Seperti anak TK, yang nggak bisa lihat temannya punya tas atau sepatu baru, langsung iri, sirik, dan nggak bisa terima kalau temannya lebih bahagia dan maju darinya. Itulah kualitas mental kanak-kanak. Mental budak, rohaninya dangkal dan kelakuannya sama seperti orang yang belum percaya.
Cobalah melihat diri kita sendiri.. “Iih.. saya mah nggak gitu, Bu! Ngapain sirik sama sepatu, tas orang lain?” Baguss! Kalo sama kulit putih, tak berkerut, dan semampai, gimana? Kalo lihat orang lain bisa makan banyak, tapi body tetap langsing, gimana? Kalo lihat orang upload foto-foto liburan ke gunung sementara kamu sedang hadapi setrikaan segunung, gimana? “Ya, agak terganggu juga sih Bu, hehehe…”
Awas ya teman-teman, sisi manusia daging sedang menggoda Anda. Karena itu, hendaklah sadar bahwa masing-masing kita punya kelebihan dan berkat yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan iri kalau Tuhan memercayakan yang lebih kepada teman atau saudara Anda. Masing-masing orang sudah punya porsinya. Tuhan Yesus tahu yang pas buat Anda.
Refleksi Diri:
- Sifat manusia duniawi apa yang sekarang masih menguasai diri Anda?
- Apa yang ingin Anda lakukan agar tidak tergoda untuk iri hati dan sirik?