Masa depan cerah (1)
Amsal 23:15-23
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
- Amsal 23:18
Menjelang akhir tahun 2018, saya mendapat pesan dari grup WhatsApp yang bunyinya seperti ini: Jika sampai akhir tahun hidupmu biasa-biasa saja, datanglah ke Bekasi. Di situ ada Harapan Baru, Harapan Indah, Harapan Mulya. Jika masih belum ketemu juga, di sana ada Ujung Harapan. Tentu bukan itu cara mendapatkan hidup yang indah.
Amsal 23:18 memberitakan janji Tuhan tentang hidup yang indah. Bahwa ada masa depan cerah bagi kita. Kalau Tuhan berjanji, pasti Dia tepati. Tuhan tidak pernah memberi harapan palsu kepada manusia. Namun janji itu disertai syarat.
Syaratnya ada pada ayat 17, “Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.”
Jika ingin punya masa depan yang baik, maka syarat pertama adalah jangan iri hati kepada orang-orang berdosa. Orang berdosa tampak hidup senang. Sebaliknya, orang yang ingin hidup benar seringkali mengalami kesusahan. Tak jarang orang yang ingin hidup benar menjadi iri hati (bdk. keluhan Asaf dalam Mazmur 73). Amsal menegaskan: jangan iri. Iri saja jangan, apalagi ikut-ikutan berdosa. Biarkanlah orang fasik hidup dalam kefasikan. Kesenangan dalam kefasikan hanyalah kesenangan duniawi yang semu dan sementara.
Syarat kedua adalah takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan artinya hormat kepada Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Takut diwujudkan dengan hidup yang benar.
Benar dalam arti ucapan, tindakan, dan isi hati sesuai dengan firman Tuhan. Tujuannya bukan untuk dapat berkat atau menghindarkan laknat. Tujuannya adalah untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan. Kita takut akan Tuhan karena kita mengasihi Dia. Dia berharga bagi saya. Dia kekasih jiwa saya. Kita mengasihi karena Dia lebih dahulu mengasihi kita. Jadi baik hidup kita diberkati atau tidak, hidup kita senang atau susah, Tuhan tetap kekasih jiwa saya.
Mari kita merajut masa depan yang cerah di dalam Tuhan dengan menjauhkan diri dari iri hati dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Niscaya janji Tuhan di Amsal tersebut pasti terwujud!
Refleksi Diri:
- Apakah ada iri hati muncul di dalam hati Anda saat melihat orang yang belum percaya hidup senang? Segera mohonkan ampun kepada-Nya.
- Apa komitmen Anda untuk hidup benar di hadapan Tuhan sebagai bukti kasih Anda kepada-Nya?