Masihkah Kamu Belum Mengerti?
Markus 8:11-21
Lalu kata-Nya kepada mereka: “Masihkah kamu belum mengerti?”
- Markus 8:21
Salah satu pendiri negara Amerika Serikat, Benjamin Franklin berkata, “Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi orang bodoh tidak mau belajar dari yang lain.” Benjamin mengungkapkan kebenaran ganda tentang belajar. Orang bijak belajar dari pengalamannya, entah baik atau buruk. Sebaliknya, orang bodoh tidak pernah belajar dari siapa pun. Dalam bagian firman Tuhan hari ini, kita melihat bagaimana orang-orang Farisi mengeraskan hati mereka tidak mau menerima Kristus sebagai Mesias yang diutus Allah. Namun, murid-murid juga seperti orang bodoh, begitu lambat belajar dari pengalaman mereka tentang siapa Yesus sebenarnya.
Orang-orang Farisi bersoal jawab dengan Yesus dan menuntut Dia memberikan tanda dari surga (ay. 11). Sebuah tuntutan yang tidak perlu karena Yesus telah melakukan begitu banyak mukjizat. Tuntutan ini hanya menyatakan kekerasan hati mereka yang tidak mau menerima Yesus sebagai Mesias. Oleh sebab itu, Yesus menolak tuntutan ini dan berkata bahwa tidak ada tanda yang diberikan kepada mereka (ay. 12). Yesus lalu meninggalkan mereka dan menyeberang bersama murid-murid-Nya. Mereka lupa membawa roti dan hanya ada satu saja yang tersedia (ay. 14). Dengan kedaulatan-Nya, Yesus memperingatkan agar berjaga-jaga atas ragi orang Farisi dan Herodes (ay. 15). Orang Farisi sangat religius tapi munafik, sedangkan Herodes sangat buruk moralnya. Yesus mengajarkan mereka bahwa baik kemunafikan maupun tidak bermoral adalah sama buruknya. Sayangnya, para murid tidak mengerti dan mengira Yesus berbicara soal ragi karena mereka lupa membawa roti (ay. 16). Yesus lalu menegur mereka dan berkata, “Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?” (ay. 17). Ia kemudian mengingatkan mereka akan mukjizat-Nya memecahkan roti dan mengeyangkan beribu-ribu orang (ay. 19-20) dan kembali lagi berkata, “Masihkah kamu belum mengerti?” (ay. 21). Mengerti apa? Mengerti bahwa di tengah-tengah mereka ada Mesias, Putra Allah, yang sanggup membuat satu roti untuk mengenyangkan seluruh dunia.
Kita orang-orang Kristen kadang lambat seperti murid-murid dalam mengerti kebenaran rohani. Kita lebih banyak melihat hal-hal luar yang kasat mata, seperti roti, jasmani, dan sebagainya. Mata rohani kita tidak bisa melihat lebih jauh dan beriman kepada Kristus, Sang Putra Allah. Jika kita bisa memahami bahwa Yesus selalu ada bersama maka persoalan roti dan jasmani tidak lagi merisaukan hidup kita. Refleksi Diri:
- Apakah ada persoalan dunia menutupi mata hati Anda dari Kristus Yesus Tuhan?
- Bagaimana komitmen Anda untuk mengatasi kedegilan atau kekerasan hati Anda untuk dapat mengerti kebenaran Tuhan?