Mati Rasa
Zakharia 7:11-14
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
- Efesus 4:30
Bagaimana jika kita sebagai orang Kristen terus-menerus berdosa? Kita mungkin sudah sering mendengar jawabannya: kita akan mendukakan Roh Kudus. Makin lama, kita akan makin mati rasa terhadap dosa. Sampai di sini sudah jelas. Lantas, apa yang akan terjadi seterusnya?
Bagian yang kita baca hari ini memberikan jawabannya. Nabi Zakharia menceritakan kembali pengalaman orang-orang Israel yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan melalui Roh Kudus-Nya (ay. 12). Tuhan pun mengatakan: (1) bahwa Dia tidak akan mendengar mereka lagi (ay. 13), dan (2) bahwa hal-hal yang buruk akan menimpa mereka (ay. 14).
Kedua hal ini tidak boleh dilihat sebagai respons seolah-olah Tuhan tidak lagi mengasihi umat-Nya. Kasih Tuhan tidak bersyarat. Namun, ketika kita terus-menerus mendukakan Roh Kudus, dua hal ini menjadi konsekuensi logis. Konsekuensi pertama, mengapa Tuhan tidak lagi mendengar? Seperti yang dikatakan dalam Yesaya 59:2, yang menjadi pemisah antara kita dengan Allah yang Maha Kudus adalah dosa-dosa kita. Maksudnya begini: ketika kita hidup dalam dosa, secara otomatis pemikiran, kehendak, dan isi hati kita dipenuhi dengan kejahatan. Hal-hal ini pun akan memengaruhi doa-doa kita sehingga berisikan keinginan yang egois dan tidak sesuai kehendak-Nya. Jika sudah begini, bagaimana mungkin Tuhan akan mengabulkan doa kita?
Bagaimana dengan konsekuensi kedua? Ketika seseorang, bahkan orang percaya sekalipun, tetap hidup di dalam dosanya, tentu ia akan terkena dampak yang logis dari dosa tersebut. Misalkan ada seorang gadis Kristen yang berpacaran secara tidak senonoh. Pada akhirnya, ia hamil di luar nikah. Ia pun minta ampun kepada Tuhan. Tentu saja Tuhan kita yang Mahakasih akan mengampuninya. Tetapi, apakah pengampunan Tuhan serta-merta membuat kandungannya kempis, lantas ia terhindar dari segala konsekuensi logis dari dosanya? Bisa saja Tuhan beranugerah, tetapi pada umumnya Tuhan mengizinkan seseorang menghadapi konsekuensi dosanya untuk mendisiplinnya.
Bagian ini mengingatkan kepada kita bahwa dampak dari mendukakan Roh Kudus melampaui sekedar mati rasa rohani. Mati rasa ini akan membawa kepada dampak-dampak lain yang lebih gawat. Jika kita sedang berada dalam keadaan ini, marilah kita sungguh-sungguh merendahkan diri di hadapan-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah doa-doa Anda yang saat ini tidak terjawab? Coba renungkan kembali, adakah doa-doa tersebut bersifat egois, bahkan sebenarnya didorong oleh keinginan berdosa?
- Apakah ada dosa di masa lalu sehingga sekarang Anda mengalami konsekuensinya? Misalnya, tidak menjaga kesehatan dan berdampak pada penyakit, mengambil keputusan bisnis yang berdosa dan berdampak pada hutang yang menjerat, dsb.