Melayani Atau Dilayani?
Matius 20:20-28
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
- Matius 20:26-27
Pernahkah Anda bertemu seorang Kristen yang setia dalam pelayanan tetapi selalu minta dimengerti dan tidak mau mengerti orang lain? Atau mendengar sebuah komunitas Kristiani mengalami perpecahan karena perebutan kedudukan?
Murid-murid Tuhan Yesus, telah melihat dan mengalami banyak mukjizat dan berbagai keajaiban yang Yesus lakukan. Ini semakin meyakinkan mereka bahwa Yesus berkuasa dan “akan menjadi Raja orang Yahudi”. Karena itu, mulai muncul perlombaan merebut kedudukan, siapa yang menjadi terkemuka. Dua orang murid minta kedudukan lewat ibunya, murid-murid yang lain menjadi marah, mungkin karena mereka pun mau kedudukan.
Banyak orang Kristen mulai mengikut Yesus dan terjun ke dalam pelayanan dengan begitu menggebu-gebu, penuh semangat, dan bermotivasi hanya untuk melayani Yesus. Namun, seiring berjalannya waktu, seringkali tanpa disadari ia memiliki mental pelayanan “merasa dibutuhkan” dan muncul keinginan yang menuntut untuk dilayani. Bahkan muncul pemikiran, bukankah saya telah melakukan dan mengorbankan banyak hal? Waktu, uang, tenaga, perasaan, pokoknya segalanya demi pekerjaan Tuhan. Bukankah layak kalau saya menjadi orang terkemuka dan terkenal dalam pelayanan? Apakah salah kalau sekarang ini saya menuntut untuk dilayani?
Jawaban Yesus mengingatkan kita semua, “Barang siapa ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayan, dan barang siapa ingin menjadi terkemuka hendaklah ia menjadi hamba.” Yesus bahkan menambahkan bahwa diri-Nya datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Melayani artinya adalah melakukan sesuatu untuk orang lain, sedangkan dilayani artinya menuntut orang lain untuk melayani dirinya. Jika dalam pelayanan kita memiliki keinginan untuk menjadi yang terbesar atau paling terkemuka maka sesungguhnya kita sedang dalam posisi minta dilayani. Melayani berarti berbicara tentang cawan penderitaan. Siapa pun yang ingin melayani Yesus, ia harus siap menderita menempuh jalan salib.
Mari tenangkan dan periksa hati kita, apakah kita sedang melayani atau sedang minta dilayani? Hendaklah kita melayani dengan kerendahan hati dan memiliki hati sebagai hamba seperti Kristus.
Refleksi Diri:
- Apa motivasi Anda selama ini dalam melayani? Apakah masih tulus hanya untuk menyenangkan Tuhan Yesus?
- Apa wujud pelayanan Anda yang mewakili sikap seorang pelayan dan seorang hamba Kristus?