Membuka Rumah Untuk Kristus
Markus 2:13-17
Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
- Markus 2:15
Hospitality sulit diterjemahkan dalam satu kata. Dengan hospitality, seseorang membuka rumahnya bagi teman, tamu, atau bahkan orang asing. Ia suka rela memberikan perteduhan dan menyambut mereka dengan ramah. Hospitality adalah tradisi kuno orang Timur. Salah satu contoh bentuk hospitality yang tercatat di dalam Alkitab adalah ketika Abraham melihat tiga orang asing mendekati kemahnya. Ia menyambut mereka dan bahkan menyembelih ternak untuk menjamu mereka (Kej. 18:1-7). Tanpa disadari Abraham, ia telah menjamu malaikat-malaikat (Ibr. 13:2).
Markus 2:13-17 mencatat bagaimana Lewi mempraktikkan hospitality dengan membuka rumahnya bagi Kristus. Keterbukaan Lewi memberinya kesempatan memperkenalkan Kristus kepada teman-temannya. Yesus selesai mengajar, berjalan melewati rumah cukai dan Dia melihat Lewi, anak Alfeus, duduk di rumah cukai dan memanggilnya, “Ikutlah Aku!” (ay. 14). Panggilan yang singkat, tetapi diresponi dengan ketaatan segera oleh Lewi. Ia bangkit berdiri mengikuti Yesus. Ia bukan saja mengikuti Yesus, tetapi juga mengundang Yesus dan murid-murid-Nya ke rumahnya. Ia lalu mengundang teman-temannya, sesama pemungut cukai dan orang-orang berdosa lainnya (ay. 15). Dengan cara ini, ia memperkenalkan mereka yang secara sosial budaya terpinggirkan untuk bertemu dengan Yesus. Hospitality telah mengubahkan banyak orang berdosa untuk mau mengikut Yesus (ay. 15b) Kita sebagai orang yang telah percaya Yesus perlu mempraktikkan hospitality. Di satu sisi hospitality adalah kebajikan Kristiani dan di sisi lain adalah wadah penginjilan yang efektif.
Tidak mudah bagi orang-orang non-Kristen masuk ke dalam gereja, tetapi sangat mungkin mereka ingin bertamu dan masuk ke rumah kita. Saat membuka rumah kita maka ada kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan Injil kepada mereka. Hal ini tidaklah mudah dilakukan. Lewi dan murid-murid Yesus dikritik oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Hari ini kita mungkin menghadapi berbagai tantangan untuk membuka rumah kita, seperti keterbatasan waktu, kesibukan, biaya atau tekanan sosial karena minoritas. Sadarilah, semua itu tidak dapat dibandingkan dengan nilai sukacita saat melihat orang lain menjadi percaya Yesus.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah membuka rumah untuk menerima mereka yang belum percaya?
- Apa bentuk dan cara-cara lain untuk Anda dapat mempraktikkan hospitality? Doakan dan praktikkan.