Menanti dan Berharap Kepada Allah
Mazmur 130
Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
- Mazmur 130:5
Mazmur 130 merupakan salah satu nyanyian ziarah yang biasa dinyanyikan oleh bangsa Israel saat mereka berada dalam perjalanan menuju bait Allah. Isinya adalah doa pemazmur dalam kegelisahan yang dilatarbelakangi oleh kesukaran hidup yang berat. Tidak diketahui secara detail apa yang menjadi kegelisahan pemazmur. Namun, suasana jiwanya terlihat ketika mengatakan, “Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!” (ay. 1a). Kata “jurang” biasanya berkonotasi laut. Laut bagi orang Yahudi merupakan lambang dari semua kejarahan, tempat yang dalam, dan kuasa kegelapan. Seruan dari jurang yang dalam menunjukkan pemazmur sedang galau dan jiwanya merasa kacau.
Di tengah situasi serba sulit, pemazmur melihat betapa kelamnya hari esok. Ia tak tahu jalan keluar mana yang harus diambil dan dalam situasi seperti ini mudah sekali kecewa, putus asa, bahkan kehilangan iman. Namun ternyata, masih ada secercah harapan yang membuat dirinya tenang.
Menanti-nantikan dan berharap kepada Tuhan merupakan kunci yang mengubah kegalauan menjadi ketenangan. Pemazmur menyatakan jiwanya mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi (ay. 6). Pada waktu itu, kota-kota dikelilingi oleh tembok tinggi untuk keamanan dan ketenangan. Para pengawal berdiri di atas tembok dan harus selalu waspada menjaga sepanjang malam. Mereka sangat berharap pagi segera datang sebab pada waktu terang, lebih banyak mata yang menjaga kota. Dikatakan pengharapan pemazmur sedemikian besarnya melebihi para pengawal menanti pagi hari.
Penantian dan pengharapan pemazmur kepada Tuhan telah membuat kepercayaannya dikuatkan. Suatu sikap yang beralasan karena ia memiliki pengenalan akan Tuhan. Pemazmur yakin Allah penuh kemurahan dan kesetiaan, dan senantiasa menyertai bangsa Israel pada masa lalu dengan cara yang ajaib. Pemazmur percaya Tuhan sepenuhnya dan menyerahkan hasil akhir penantiannya ke dalam tangan-Nya.
Kesusahan dapat terjadi kapan saja dan kita semua mungkin mengalaminya. Di saat persoalan datang, ingatlah Tuhan. Nantikan Yesus dan berharaplah kepada-Nya. Dia adalah Allah yang berkuasa atas kemarin, esok, dan sampai selamanya. Secara manusiawi, semua orang berharap jawaban doa yang segera dan sesuai harapan. Tetap yakinlah seperti pemazmur yang percaya sepenuhnya kepada Yesus sehingga Anda dapat tenang menghadapi segala persoalan hidup.
Refleksi diri:
- Apa pergumulan terbesar Anda saat ini? Bagaimana cara Anda menghadapinya?
- Sudahkah Anda menanti-nantikan Tuhan dan berharap secara total atas segala persoalan dalam hidup Anda?