Mengapa Dosa Dibiarkan-Nya?
Mazmur 73
Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
- Mazmur 73:3-5
Bukankah terkadang kita merasa orang-orang tertentu tidak pernah menghadapi konsekuensi atas dosa mereka? Mungkin kita mengenal beberapa orang yang mengambil pilihan yang tidak saleh, yang telah menyebabkan mereka mengalami kesulitan dan penderitaan besar. Namun, ada juga orang-orang yang makmur dan tampaknya bahagia meskipun gaya hidupnya penuh dosa. Anda bertanya-tanya mengapa tampaknya mereka lolos dari perbuatan dosa mereka? Mengapa Tuhan tidak campur tangan? Semua itu membuat pemazmur cemburu kepada orang fasik yang hidupnya terus mujur, gemuk, dan tidak mengalami kesakitan dan penderitaan. Sampai-sampai pemazmur berkata, “Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah,” (ay. 13).
Apakah benar Tuhan yang Mahakudus membiarkan kefasikan dan dosa? Tentu tidak. Ada hal-hal tertentu yang tidak akan pernah kita pahami karena pengetahuan Tuhan jauh lebih tinggi dan luas daripada kita. Namun, kita tahu karakter Tuhan. Pada satu sisi, Allah lambat marah, panjang sabar, dan penuh kasih. Di sisi lain, kita juga tahu bahwa Dia tidak akan membiarkan yang bersalah tidak dihukum (Bil. 14:18). Konsekuensi dosa jarang langsung terlihat, tetapi suatu saat akan datang—jika tidak sekarang, nanti saat di dalam kekekalan di neraka. “Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian.” (1Tim. 5:24). Pemazmur akhirnya tahu bahwa sekalipun ia tidak mengerti akan apa yang terjadi di sekelilingnya, sekalipun banyak pertanyaan di dalam pikirannya, tapi ia pada akhirnya menyatakan, “Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.” (ay. 28).
Satu-satunya cara untuk diselamatkan dari penghakiman Ilahi adalah menghampiri Sang Hakim paling adil. Penghakiman Allah atas dosa-dosa Anda telah dicurahkan kepada Juruselamat, yang mengambil hukuman menggantikan Anda. Miliki iman percaya Sang Hakim Agung, Yesus Kristus dan pengorbanan-Nya di kayu salib, maka selain semua dosa akan dihapuskan, Anda juga akan mendapat pembelaan-Nya di pengadilan kekal nanti.
Salam tidak berdosa.
Refleksi diri:
- Bagaimana respons Anda setelah membaca renungan ini jika melihat mereka yang hidupnya penuh dosa tetapi tampak makmur dan bahagia?
- Apakah Anda sudah percaya kepada Sang Hakim Agung dan yakin akan mendapatkan pembelaan-Nya nanti dalam kekekalan?