Mengasihi dengan segenap
Matius 22:34-40
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
- Matius 22:37
Orang-orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus tentang hukum yang terutama di dalam hukum Taurat. Yesus menjawab dengan tiga kata “segenap”: segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi.
Arti dari kata “segenap” adalah kita tidak boleh membagi-bagi, harus utuh. Tidak bisa separuh hati, setengah jiwa dan akal budi. Kasih kita tidak terpecah-pecah, kasih yang bulat dan penuh. Itulah maksud dari kata “segenap”.
Namun, seringkali kita menemukan orang-orang begitu fanatik dan akhirnya jadi ekstrem. Mereka mengasihi Tuhan hanya dengan hati, tanpa melibatkan akal budi. Semua ukurannya hati, hatiku bergetar, hatiku tersentuh, hatiku damai, ini pasti kehendak Tuhan. Begitukah rasanya jatuh cinta kepada Tuhan. Iya gitu?
Kok seperti pantun cinta: Darimana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali. Darimana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Itu kata mereka yang jatuh cinta karena pandangan pertama. Langsung dari mata turun ke hati, tidak lewat akal, tidak mampir dulu ke otak.
Tuhan Yesus tidak bilang seperti itu, lho... Yesus bilang, “Kasihilah Allah dengan segenap hati, akal budi dan jiwa.” Artinya bukan cuma pakai hati saja. Harus juga sertakan segenap akal budi dan jiwa secara utuh. Karena kalau cuma pakai hati, bakal repot nanti. Karena, ketika hati tidak bergetar apakah itu tandanya cinta sudah mulai pudar?
Cinta bukan soal perasaan, cinta adalah komitmen. Walaupun perintah Tuhan tidak menyenangkan hati tetapi saya cinta Dia karena komitmen tetap saya lakukan dan belajar menaati-Nya.
Contohnya, salah satu perintah Tuhan yang seringkali menyusahkan hati, yaitu kasihilah musuhmu. Ini tidak mudah. Mengasihi orang yang sudah menyakiti hati kita, tidaklah masuk akal. Bagaimana mungkin mengasihi orang yang sudah menekan jiwa kita? Kita harus kembali mengingat hukum yang terutama tadi. Harus utuh menaatinya, jangan buka peluang untuk mengurangi porsi. Tuhan Yesus mengasihi umat-Nya dan diwujudkan dengan ketaatan sampai mati. Kasih selalu berkaitan dengan pengorbanan. Kasih diwujudkan dengan ketaatan.
Selamat mengasihi dengan segenap.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah berusaha mencoba mengasihi Allah dengan segenap hati, akal budi, dan pikiran Anda?
- Apa komitmen Anda untuk lebih lagi mengasihi Allah?