Mengenali Kerinduan Hati
Roma 12:1-8
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
- Roma 12:1
Disiplin rohani adalah sarana anugerah yang digunakan Allah untuk membangun kehidupan di dalam diri kita yang dicirikan oleh adanya damai sejahtera, sukacita, dan kebebasan. Tugas kita adalah menempatkan diri dihadapan Allah sebagai korban yang hidup (Rm. 12:1) sebab Dia-lah yang akan mengubah (mentransformasi) kita untuk menjadi semakin serupa Kristus di dalam prosesnya.
Terdapat berbagai bentuk disiplin rohani sebagai sarana anugerah Allah tersebut. Namun, jika fokus kita hanya melakukan berbagai disiplin rohani tanpa adanya kerinduan untuk berada bersama Yesus maka kita akan berpotensi menjadi orang-orang Farisi yang legalistis. Atau kemungkinan lain, kita akan mengabaikan disiplin-disiplin rohani itu sama sekali.
Namun, Tuhan adalah Allah yang merindukan kita, bahkan ketika kita mengabaikan Dia. Roh Kudus terus mengejar kita melalui berbagai kerinduan lain yang tampaknya bukan kerinduan akan Dia. Seperti kata teolog C.S. Lewis, “Semua keinginan manusia menuju pada objek yang paling ultimat dan benar dari semua kerinduan, yaitu Allah. Perhatikanlah kerinduanmu karena hal itu dapat membawamu kepada Allah.”
Yesus ingin kita mengenali bahwa di balik berbagai kesulitan dan keputusasaan kita, terdapat kerinduan kepada Allah. Itulah sebabnya Yesus kerap menggali kerinduan hati dari orang-orang yang ditemui-Nya. Kepada para calon murid-Nya, Dia bertanya, “Apakah yang kamu cari?” (Yoh. 1:38). Lalu ketika bertemu orang lumpuh di tepi kolam Betesda, Dia bertanya, “Maukah engkau sembuh?”
Yesus tidak pernah menghentikan orang yang merindukan sesuatu. Dia juga tidak seperti Jin Biru yang keluar dari lampu Aladin dan mengabulkan semua kerinduan tersebut. Sebaliknya, Dia menolong kita melakukan re-orientasi dari berbagai kerinduan tersebut agar diarahkan pada tempat yang seharusnya. Seperti misalnya, Dia menolong wanita Samaria untuk mengenali bahwa di balik berbagai kerinduan wanita terdapat kerinduan yang terutama pada Air Hidup (Yoh. 4).
Disiplin rohani dimulai dengan undangan untuk merindukan Tuhan Yesus. Keinginan kita yang terdalam bukanlah akan sesuatu (something) tapi akan Seseorang (Someone). Kepuasan yang terdalam tidak ditemukan di dalam berbagai hadiah yang kita nikmati, tetapi dalam Sang Pemberi yang menyediakan berbagai hadiah tersebut.
Refleksi Diri:
- Hal-hal apa saja yang kini paling menjadi kerinduan Anda terhadap Allah?
- Jadikanlah hal-hal tersebut sebagai bahan percakapan Anda dengan Tuhan!