Menghakimi Diri Lebih Dulu
Lukas 6:37-42
Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
- Lukas 6:37
Pendeta George W. Truett dari Texas, pernah menceritakan kisah seorang gadis yang dibawa ke depan gereja untuk didisiplin oleh pendetanya karena telah melanggar peraturan gereja. Jemaat berespons dan menyarankan agar jabatannya di gereja dicopot. Saat perdebatan berlangsung, pendeta berkata kepada jemaat, “Mari kita panggil bendahara gereja dan membacakan persembahan jemaat. Mari kita ambil suara siapa yang tidak memberi persembahan persepuluhan secara benar dan jujur harus dikenakan sanksi juga.“ Ucapan pendeta itu ternyata menyurutkan para penuduh untuk menghakiminya. Kecenderungan manusia memang lebih suka mencari kesalahan orang lain dan menghakiminya daripada mencari kesalahan dan menghakimi diri sendiri.
Yesus mengajarkan kepada para murid agar jangan menghakimi, seperti para imam Yahudi yang suka menghakimi sesamanya. Mereka memiliki hak memutuskan seseorang tahir atau tidak sehingga ia bisa memberikan persembahan di rumah Tuhan, tetapi lebih didasarkan penilaian subjektif mereka saja. Mereka seringkali mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain, sementara kesalahan sendiri tidak mereka sadari. Berbeda dengan Yesus yang adalah Tuhan sumber kebenaran yang berhak menghakimi, tetapi Dia tidak suka menghakimi. Yesus datang ke dunia bukan untuk mencari “orang benar” melainkan orang berdosa termasuk para murid dan kita. Para murid Kristus sudah mengalami kasih karunia Allah, dibebaskan dari hukuman dosa, dan dipindahkan dari gelap pada terang-Nya yang ajaib.
Yesus ingin mengajarkan dua hal kepada kita. Pertama, kita harus berhati-hati mencela atau menghakimi orang lain, sebab kita sendiri juga memiliki kelemahan dan kesalahan. Kita ditantang untuk bersikap tidak menghakimi atau mencari-cari kesalahan orang lain. Kedua, kita harus memiliki jiwa yang suka mengampuni dan memperlakukan mereka sebagai saudara di dalam kasih Kristus.
Saudaraku, sadarilah bahwa kita tidak luput dari kekurangan dan kesalahan karena iman kita yang lemah dan kepribadian yang selalu menimbulkan masalah dalam berelasi dengan orang lain. Jadilah orang yang penuh kasih seperti Yesus yang memandang orang lain dengan belas kasihan. Jangan menjadi orang yang mudah menghakimi dan melihat kesalahan orang lain.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda termasuk orang yang lebih suka menghakimi orang lain daripada menghakimi diri sendiri?
- Apa perubahan diri yang ingin Anda lakukan agar memiliki jiwa Kristus yang tidak suka menghakimi?