Meninggalkan-Mu, Kehilangan-Mu
2 Tawarikh 14:1-6; 16:1-10
TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.
- 2 Tawarikh 15:2b
Raja Asa adalah raja Yehuda. Ia memulai pemerintahannya dengan baik, melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan. Pemerintahannya membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam segi spiritual, ia juga membuat pembaruan rohani. Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mencari Tuhan serta mematuhi hukum dan perintah-Nya. Bahkan ia membuat upacara untuk menyatakan komitmen mencari Tuhan. Yang tidak mencari Tuhan dihukum mati. Ia juga mendengarkan perkataan Nabi Azarya bin Oded untuk menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim.
Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda. Nabi Hanani menegurnya, mengingatkan Asa untuk bersandar kepada Tuhan. Bagaimana reaksinya? “Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu...” (2Taw. 16:10). Sejak saat itu, Asa semakin buruk perilakunya. Tiga tahun kemudian kakinya sakit, semakin parah. Dalam kesakitannya ia tidak mencari pertolongan Tuhan, melainkan pertolongan tabib-tabib. Dua tahun kemudian ia meninggal dunia. Tak ada indikasi ia bertobat.
Selama puluhan tahun Asa berhasil membawa bangsanya untuk mencari Tuhan tetapi ketika krisis terjadi, ia justru tidak mencari Tuhan. Ia tidak lagi memercayakan diri kepada Tuhan. Yang ia cari adalah kekuatan militer untuk membantunya menang perang, dokter atau obat yang bisa menyembuhkan sakitnya.
Krisis adalah saat yang menentukan. Kepada siapa kita berharap? Kepada siapa kita mencari pertolongan? Tentu tidak salah meminta bantuan manusia. Menjadi salah jika kita lebih percaya pada manusia daripada Tuhan. Pada saat kita berhenti berharap dan bersandar kepada Allah, saat itulah kita kehilangan berkat Allah. Jika selama ini kita selalu mendengar kata Immanuel, maka 2 Tawarikh 15:2 memberi wawasan baru: TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Kita akan selalu beserta dengan Tuhan Yesus saat kita mencari-Nya di segala waktu.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah berpikir untuk meninggalkan Tuhan saat menghadapi krisis hidup? Jika pernah segera berbalik mencari-Nya.
- Sudahkah Anda mencari Tuhan Yesus di sepanjang waktu hidup Anda?