Menjadi hamba-Nya sesuai panggilan
Daniel 6:1-4
membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan”
- Daniel 6:3
Daniel adalah seorang dengan kualitas luar biasa yang dapat dipercaya. Raja boleh berganti-ganti, tapi Daniel tetap bersinar sebagai seorang negarawan yang berhikmat. Ketika Kerajaan Babilonia dikuasai Raja Darius Media, ia termasuk tiga orang terbaik yang membawahi 120 pejabat di kerajaan tersebut. Dan dari ketiga orang tersebut, Daniel adalah yang paling baik. Para wakil raja harus melapor kepadanya. Dengan kata lain, ia mempunyai jabatan politis penting di kerajaan.
Banyak orang Kristen menganggap politik kotor dan karena itu harus dijauhi. Akibatnya, kita seringkali menjadi kelompok eksklusif yang tidak berdampak di tengah masyarakat. Padahal Allah memanggil orang-orang Kristen untuk menjadi hamba-Nya di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang politik. Roma 13:4a dengan jelas menyatakan hal ini, “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu.”
Martin Luther yang memicu terjadinya reformasi Protestan di abad ke-16 pasti membaca tentang kisah Daniel. Tak heran Luther mengatakan, “Ide bahwa pelayanan kepada Tuhan hanya berhubungan dengan altar gereja, menyanyi, membaca firman, memberi persembahan di gereja dan sejenisnya, tanpa diragukan lagi merupakan trik terbaik iblis. Tidak ada cara yang lebih efektif daripada memiliki konsep yang sempit bahwa pelayanan kepada Tuhan hanya di dalam gereja… Padahal seluruh dunia dipenuhi dengan kesempatan untuk melayani Tuhan, tidak hanya di gereja, tapi juga di rumah, di dapur, di tempat kerja, di ladang.”
Tuhan bisa memanggil kita sebagai hamba-Nya di rumah, misalnya sebagai ibu rumah tangga. Panggilan Tuhan juga ada di berbagai bidang profesi lainnya, seperti seni, politik, bisnis, pendidikan, medis, atau juga di bidang gerejawi, misalnya sebagai gembala, pengajar di gereja, staff gerejawi, dan sebagainya. Temukan panggilan Allah di dalam kehidupan kita dengan menggali potensi keterampilan yang kita miliki dan juga mengetahui karunia-karunia roh yang Tuhan anugerahkan kepada kita (1Kor. 12:4-11). Ketika kita menemukan potensi diri dan berprofesi sesuai panggilan khusus Tuhan, kita akan dapat melayani Tuhan dan masyarakat secara maksimal.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda mengetahui profesi sesuai panggilan yang Tuhan berikan?
- Bagaimana proses sampai menemukan panggilan profesi Anda? Bagikan pengalaman proses tersebut kepada yang membutuhkan penguatan akan panggilannya.