Menjadi Pengikut Kristus Sejati
Yohanes 3:1-12
Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.”
- Yohanes 3:2
David Mark Chapman adalah penggemar grup musik The Beatles yang tak akan pernah dilupakan. Chapman sebetulnya sama seperti penggemar lainnya. Ia mengikuti perkembangan The Beatles, termasuk kehidupan personilnya, John Lennon. David mengumpulkan foto, album, dan juga tanda tangan artis kesayangannya. Saat John tampil di depan televisi, ia menonton dan menikmati lagu-lagu The Beatles. Namun, pada tanggal 8 Desember 1980, terjadi peristiwa pilu. Di hari itu, Chapman menembak mati John, padahal sore harinya Chapman telah menerima tanda tangan dari bintang pujaannya. Perbuatan Chapman telah membuat dunia gempar sekaligus berduka. Seorang bintang tewas di tangan penggemarnya sendiri.
Nikodemus, seorang Farisi terpandang anggota Mahkamah Agama, adalah penggemar Yesus. Ia pernah menyaksikan mukjizat atau pun pernyataan Yesus yang fenomenal. Kagum oleh karisma Yesus, ia pun pergi mengunjungi Yesus seorang diri di tengah malam. Nikodemus tidak berani mengambil risiko bercakap secara pribadi dengan Yesus di siang hari karena takut digosipkan atau sampai kehilangan posisi.
Perjumpaan pribadi dengan Yesus mengubahkan pengertiannya tentang lahir baru. Jalan keselamatan dibukakan baginya. Hidupnya berubah. Namun, percaya saja belum cukup. Mengikut Yesus berarti benar-benar memberikan diri dipimpin Roh Kudus dan rela berkorban bagi Kristus.
Perubahan Nikodemus dari penggemar menjadi pengikut mulai terlihat. Dalam Yohanes 7, Nikodemus hadir membela Yesus di hadapan pemuka-pemuka agama. Ia tentu bergumul dan membayar mahal karena membela kebenaran. Iman telah mengusik dirinya sehingga berani berkata, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” (Yoh. 7:51).
Pada malam Yesus disalibkan, Nikodemus kembali muncul. Ia datang meng-ambil mayat Yesus dan mengapaninya dengan kain lenan. Sebuah tindakan iman. Ia berani bayar harga demi Kristus. Di akhir kisah hidup Nikodemus, tradisi men-catat dirinya dikucilkan karena iman, lalu mati sebagai martir.
Kisah Nikodemus menjadi pelajaran bagi pengikut Yesus lainnya. Apabila kita berani mengklaim diri sebagai orang percaya, janganlah hanya sekadar menjadi penggemar, tetapi marilah menjadi pengikut Yesus yang sejati.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda telah menjadi seorang pengikut Kristus yang sungguh-sungguh?
- Langkah konkret apa yang akan Anda lakukan agar dapat menjadi pengikut Kristus yang sejati?