Menjaga Kestabilan Relasi
Mazmur 145:14-21
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
- Mazmur 145:18
Pada masa awal pandemi yang lalu, aktivitas kita sangat dibatasi. Kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah saja. Bekerja dan sekolah dilakukan dari tempat tinggal kita. Ini membuat orang-orang tak jarang mengeluhkan kondisi punggung maupun pinggang yang terganggu akibat kurang bergerak dan berolah raga. Banyak orang akhirnya mencari alternatif olahraga yang bisa dilakukan di rumah, seperti senam dengan mengikuti video di Youtube ataupun membeli alat olahraga statis. Tujuannya agar dapat menjaga kembali stabilitas dan keseimbangan postur tubuh.
Berbicara tentang stabilitas, memang tidak mudah bagi kita untuk selalu dapat menjaga stabilitas maupun keseimbangan dengan baik. Secara fisik, tidak semua orang bisa mengangkat satu kaki dan menjaga keseimbangan. Dalam kehidupan pun, tidak selalu kita bisa menjalani hidup yang seimbang. Ada kalanya kita menapak permukaan yang tidak rata, bergoncang, hingga akhirnya kita bisa terjatuh. Namun, sering kali juga kita menapak permukaan yang rata, mulus, stabil, hingga kita dapat berdiri kokoh. Itulah kehidupan.
Di tengah kehidupan yang tidak stabil, kita perlu menjaga stabilitas relasi kita dengan Allah. Dalam Mazmur yang kita baca, Daud mengungkapkan betapa pentingnya menjaga kesetiaan berelasi dengan Allah. Alasan utamanya adalah karena Allah dekat kepada setiap orang yang berseru kepada-Nya. Tidak hanya sekadar berseru, melainkan berseru dalam kesetiaan. Bahasa asli kata “kesetiaan” di ayat 18, bisa diartikan sebagai stabilitas. Dengan kata lain, pemazmur mengatakan Tuhan dekat terhadap orang-orang yang berseru kepada Allah dalam kestabilan. Stabil dalam berdoa, stabil dalam merenungkan firman Tuhan, stabil dalam beribadah, intinya stabil berelasi dengan Tuhan.
Mari kita bersama belajar menjaga kestabilan kerohanian kita, terutama dalam hal kesetiaan berelasi dengan Tuhan Yesus. Sekalipun hidup penuh tantangan, tidak stabil, dan mungkin dapat terjatuh, tapi biarlah kita terus menjaga relasi yang stabil dengan Tuhan. Dalam hidup yang tidak stabil, ada Allah yang stabil. Allah dekat kepada setiap kita yang tetap setia berseru kepada-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan setiap kita yang terus stabil berelasi dengan-Nya. Tidak perlu khawatir dan takut. Mari terus berjuang dan menjaga kestabilan hidup kita bersama dengan Allah karena Tuhan Yesus dekat dengan kita.
Refleksi Diri:
- Apa goncangan dalam hidup Anda yang pernah/sedang membuat relasi Anda dengan Tuhan menjadi kendor?
- Bagaimana Anda dapat terus menjaga kestabilan relasi dengan Tuhan Yesus?