Menyatakan Kebenaran
Galatia 1:6-10
... mengikuti suatu Injil lain, yang sebenarnya bukanlah Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Galatia 1:6-7
Pada renungan kemarin, kita mendengar kisah bagaimana injil lain yang memengaruhi jemaat Galatia. Ajaran sesat yang diajarkan guru-guru palsu ini telah memutarbalikkan firman Tuhan dan berhasil memperdaya orang-orang Galatia. Bagi orang Galatia yang adalah orang non Yahudi,
sunat atau Taurat merupakan hal baru yang mereka dengar. Mengetahui hal ini, Paulus bukan hanya sekadar heran, tetapi mengambil suatu tindakan nyata melalui suratnya dengan menyatakan kebenaran bahwa ajaran yang sedang mereka ikuti adalah injil lain, yang sebenarnya bukan Injil.
Taurat memang berasal dari Tuhan, diberikan Tuhan untuk menyadarkan manusia bahwa diri mereka berdosa dan membutuhkan Juruselamat untuk mengangkat mereka dari maut yang membinasakan. Menaati Taurat tidak dapat menyelamatkan mereka dari maut karena manusia tidak mungkin dapat menaati Taurat secara sempurna. Bila salah melakukan satu perintah saja maka semua ketaatan manusia akan gugur. Taurat justru menghantar manusia menyadari betapa perlunya mereka akan Mesias. Mesias inilah yang disampaikan dan diajarkan di dalam Injil yang Paulus kabarkan. Allah berinkarnasi turun ke dunia, menjelma menjadi manusia. Allah diperkenalkan di
dalam pribadi Yesus, yang rela mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Ada seorang oma yang didatangi sepasang suami-istri berkebangsaan asing di rumahnya. Oma ini menyambut hangat, kehadiran mereka membuang rasa kesepian di rumah. Namun ternyata, pasutri ini adalah pengajar sesat yang berusaha menyebarkan prinsip-prinsip ajarannya. Ajaran mereka
nampak mirip dengan ayat-ayat di Alkitab.
Suatu kali ada saudara seiman si oma mengetahui apa yang terjadi. Syukur teman oma ini tidak berdiam diri. Ia segera menyatakan kebenaran, mengingatkan si oma bahwa pasutri ini datang bukan dengan motivasi yang benar. Mereka mau menyesatkan oma. Bersyukur akhirnya si oma tersadar dan tidak terpengaruh lebih dalam.
Paulus telah memberikan teladan kepada kita untuk berani menyatakan kebenaran ketika mengetahui adanya ketidakbenaran. Hal ini seharusnya mendorong Anda agar berani menyatakan kebenaran bila ada saudara seiman yang mulai terpengaruh ajaran injil lain. Selain menyatakan kebenaran, nyatakanlah kasih kepadanya agar tidak terjerumus lebih dalam.
BERANI MENYATAKAN KEBENARAN MEMANG MENGANDUNG RISIKO, TAPI ITU MENYUKAKAN TUHAN YESUS DI SORGA.