Bagikan artikel ini :

Merefleksikan Tuhan Dalam Ketaatan

Yehezkiel 11:1-13

Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
- Yohanes 14:15

Sebuah kalimat bijak mencuri perhatian saya: Pemerintah yang baik akan memaksa orang jahat hidup dengan baik, tetapi pemerintah yang jahat memaksa orang baik hidup dengan jahat. Tuhan menempatkan para pemimpin negara untuk mengatur suatu bangsa sesuai dengan azas-azas kebenaran. Hal ini juga berlaku bagi bangsa Israel sebagai umat Tuhan. Namun, pada perikop bacaan hari ini tampaknya Tuhan mengecam para pemimpin bangsa Yehuda. Apa yang membuat Tuhan mengecam mereka?

Tuhan mengecam sikap para pemimpin Yehuda yang mencari aman sendiri. Dia mengecam mereka secara eksplisit dengan mengatakan bahwa mereka “merancang kedurjanaan dan menaburkan nasihat jahat di kota ini (Yerusalem)” (ay. 2). Para pemimpin Israel menasihati orang Yehuda yang masih tertinggal di Yerusalem, bahwa mereka aman tinggal di Yerusalem. Hal tersebut nyata dalam penggambaran mereka mengenai kota Yerusalem sebagai “periuk” yang melambangkan perlindungan dan orang di dalamnya sebagai “daging”. Para pemimpin Israel merasa sudah menciptakan suatu tempat perlindungan yang aman bagi orang-orang yang tertinggal. Namun, Tuhan malah akan menghukum mereka! (ay. 11).

Tuhan menunjukkan kegeramannya kepada para pemimpin yang tidak mengakui kekuasaan Tuhan dalam kepemimpinannya. Para pemimpin Yehuda tersebut berbuat kejahatan yang tentunya tidak mencerminkan kebenaran Tuhan (ay. 7). Namun, hal yang lebih mendasar yang Tuhan tidak sukai adalah mereka tidak mengakui Tuhan dengan tidak taat mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya (ay. 12). Para pemimpin ini juga mengingkari panggilan Tuhan atas diri mereka sebagai umat-Nya yang seharusnya memimpin bangsa-bangsa sekitar kepada Tuhan yang benar (Im. 26:12).

Orang Kristen pada masa kini juga dipanggil untuk mencerminkan Tuhan yang benar melalui cara hidupnya. Memang tidak setiap orang Kristen menjadi pemimpin pemerintahan yang bisa memengaruhi sebuah bangsa seperti para pemimpin dalam perenungan hari ini, tetapi hal itu tidak menghalangi panggilan Tuhan. Setiap orang Kristen dipanggil Tuhan untuk dapat melakukan pekerjaan baik yang memberi pengaruh di lingkungan sekitar (Ef. 2:10). Mari setia dalam mengikuti ketetapan Tuhan karena kita sudah diselamatkan oleh Yesus. Biarlah kasih kita kepada Yesus menjadi dasar ketaatan kita dan berdoalah supaya Tuhan
memakai ketaatan kita untuk merefleksikan kemuliaan-Nya.


Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda akan merefleksikan kebenaran Tuhan di dalam kehidupan Anda?
  • Apa wujud ketaatan kepada Tuhan yang bisa Anda tunjukkan sebagai seorang pemimpin, baik di perusahaan, organisasi ataupun keluarga?