Mereka Kurang Berdoa
Markus 9:14-29
Jawab-Nya kepada mereka: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
- Markus 9:29
John Piper menulis satu buku berjudul, Brothers, We Are Not Professionals, yang diperuntukkan bagi para hamba Tuhan. John sebagai seorang pendeta menasihatkan rekan hamba Tuhan agar jangan mengandalkan profesionalisme dalam melayani Tuhan. Semakin profesional seorang hamba Tuhan, semakin mati rohaninya. Yang profesional tidak akan memiliki iman seperti anak kecil, yang selalu bersandar dan berharap pada Allah (Mat. 18:3-6). Pelayanan bersandar pada profesionalisme tidak memiliki kuasa dari Allah.
Ketika Yesus beserta ketiga murid-Nya turun dari gunung, Ia mendapati orang banyak mengerumuni murid-murid yang lain (ay. 14). Apa yang terjadi? Rupanya seorang bapak membawa anaknya yang kerasukan roh jahat, meminta bantuan untuk disembuhkan. Namun, kali ini murid-murid gagal mengusir roh jahat tersebut (ay. 17-18). Yesus menegur mereka sebagai angkatan yang tidak percaya dan meminta anak tersebut dibawa kepada-Nya (ay. 19). Si bapak memohon kepada Yesus dan berkata, “… jika Engkau dapat” (ay. 22) tolong sembuhkanlah anaknya. Ini adalah bahasa orang tidak beriman maka Yesus menegurnya, “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.” (ay. 23). Menyadari kesalahannya, si bapak segera menimpali, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (ay. 24). Anak tersebut pada akhirnya disembuhkan Yesus.
Murid-murid Yesus kemudian bertanya mengapa mereka tidak seperti biasanya dapat mengusir roh jahat tersebut. Yesus menjawab, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa” (ay. 29). Jawaban Yesus adalah teguran keras kepada murid-murid-Nya. Pelayanan mereka telah mempraktikkan keprofesionalan, yaitu mengandalkan keahlian dan kebiasaan. Mereka lupa untuk berdoa maka gagal mengusir roh jahat tersebut. Pelayanan mereka kehilangan kuasa dari Allah karena tidak lagi berdoa.
Perenungan ini bukan hanya berbicara kepada para hamba Tuhan. Kita semua juga pelayan Tuhan yang bisa terjebak dalam profesionalisme dan kehilangan kuasa Allah dalam pelayanan. Pelayan Tuhan bisa melakukan pelayanan bersandarkan kebiasaan, keahlian, permainan psikologis, dan dukungan berbagai teknologi canggih. Doa tidak lagi menjadi keniscayaan, tetapi kebiasaan, mekanisme, dan formalitas. Jika ini terjadi, pelayan Tuhan kehilangan kuasa ilahi. Panggilan bagi setiap orang Kristen adalah kembali pada dua fokus pelayanan, yakni doa dan firman (Kis. 6:4).
Refleksi Diri:
- Apakah yang menjadi andalan utama Anda dalam melakukan pelayanan?
- Apa komitmen Anda sebagai pelayan Tuhan agar memiliki kehidupan doa yang sehat?