Mereka patut didengarkan
1 Raja-raja 12:1-12
Ingatlah kepada zaman dahulu kala, perhatikanlah tahun-tahun keturunan yang lalu, tanyakanlah kepada ayahmu, maka ia memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu.
Ulangan 32:7
Persoalan antara generasi tua dan muda adalah jurang generasi (generation gap), yaitu perbedaan di dalam menilai dan menyikapi sesuatu. Akibatnya, terjadi keributan. Paling sering terjadi antara orangtua dan anak. Orangtua menganggap anak tidak menghormati adat istiadat atau bahkan kurang ajar. Anak menganggap orangtua ketinggalan zaman.
Rehabeam yang baru menjadi raja menghadapi hal yang sama. Ia mendapat komplain dari rakyatnya yang merasa tertindas pada zaman Salomo, ayahnya. Rehabeam kelihatannya mengambil jalan bijak dengan meminta nasihat dari dua pihak, yaitu orang-orang yang seusia dengannya dan penasihat senior. Namun keputusan yang diambilnya hanya menuruti saran penasihat junior. Ia menganggap pendapat penasihat junior adalah bentuk ketegasan terhadap rakyat yang menggugat kebijakan ayahnya. Rehabeam melupakan para tua-tua yang lebih berpengalaman dan berhikmat dalam menghadapi suatu masalah.
Tidak selamanya para senior pasti benar. Alasan “garam yang saya makan lebih banyak daripada nasi yang kamu makan” tidaklah relevan. Pengalaman bukan satu-satunya ukuran karena tidak semua pengalaman membuat orang jadi bijak. Namun, tidak semua cara pikir orang muda yang modern, progresif, dan menentang arus dapat serta-merta diterima oleh atau diterapkan dalam masyarakat yang majemuk. Di sinilah harus ada sikap saling mengerti dan menghargai.
Bagi orang muda, sesederhana apa pun seorang tua, ia pasti menyimpan hikmat yang patut Anda dengarkan. Jangan mengatakan orangtua “kolot”. Tak jarang kekunoan menyimpan nilai kebajikan yang tetap relevan sepanjang masa. Sebaliknya, orangtua perlu terbuka terhadap kemajuan zaman. Ukuran masa lalu tidak serta merta dapat diterapkan pada masa kini. Jangan selalu mengatakan, “Dulu pada masa engkong lebih baik.” Kedua belah pihak perlu belajar memahami mengapa pihak yang lain berpikir atau berbuat demikian. Belajar menerima perbedaan. Hal-hal non prinsip janganlah menjadi sumber kericuhan. Akan tetapi kalau sudah menyangkut kebenaran firman Tuhan, kita haruslah tegas.
SALING MENDENGARKAN DAN MEMAHAMI DALAM KASIH MENGHUBUNGKAN JURANG PERBEDAAN GENERASI.