Motivasi Yang Utama
Kejadian 4:1-8
tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain
menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
- Kejadian 4:5
Tak ada anak sekolah minggu yang tidak mengenal kisah ini. Sampai hari ini, saya duga masih ada guru yang menjelaskan alasan Tuhan menolak persembahan Kain, yaitu Tuhan lebih senang persembahan korban binatang, apalagi yang dibakar. Dengan kata lain, Tuhan lebih senang barberque daripada cap cay!
Kalau kita membaca pasal-pasal sebelumnya, tidak ada perintah Tuhan kepada Adam tentang jenis persembahan yang harus diberikan. Istilah “korban” mengacu pada segala jenis persembahan, tidak hanya mengacu pada binatang. Jadi, Tuhan tidak berkenan kepada Kain bukan karena jenis persembahan yang dibawanya melainkan sikap hatinya. Dalam ayat 3 tertulis, “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan.” Perhatikan kata “sebagian”. Kita lanjut dulu dengan persembahan Habel. “Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya” (ay. 4).
Perhatikan frase “anak sulung”. Di sini kita melihat perbedaannya. Kain mempersembahkan sebagian dari hasil panennya. Artinya, ia menyisihkan sebagian dari seluruh hasil panen untuk diberikan kepada Tuhan. Berbeda dengan Habel. Ia mempersembahkan anak sulung dari ternaknya. Artinya, ia tidak menunggu kambing-dombanya beranak sepuluh ekor, baru kemudian memberikan satu ekor kepada Tuhan. Tidak! Ia langsung memberikan anak sulung dari ternaknya.
Tuhan berkenan pada Habel karena ia mengutamakan Tuhan. Anak sulung adalah anak yang dinanti-nantikan, disayang-sayang, dianggap yang terbaik. Memberikan anak sulung berarti memberikan yang terbaik. Itulah yang dipandang Tuhan: hati si pemberi, bukan jumlah atau jenis pemberian. Berbeda sekali dengan Kain, ketika Tuhan tidak menerima persembahannya, ia tidak mengoreksi diri tetapi malah menjadi marah dan membunuh adiknya. Ini memperkuat dugaan kita bahwa sejak awal, hati Kain sudah jahat.
Motivasi adalah hal paling utama dalam memberi persembahan. Jika sesorang mengasihi dan mengutamakan Tuhan, ia pasti akan memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Sedangkan orang yang mengasihi dunia dan isinya akan menahan diri dalam memberi persembahan kepada Tuhan, karena Tuhan bukan yang terutama dalam hatinya.
Refleksi diri:
- Bagaimana motivasi Anda selama ini dalam memberi persembahan?
- Apakah Anda sudah memberikan persembahan yang terbaik dan utama buat Tuhan?