Nafkah Dan Hari Sabat
Keluaran 16:1-26
Lalu berkatalah Musa kepada mereka: “Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi.”
- Keluaran 16:23 Keluaran pasal 16 dimulai dengan umat Israel yang bersungut-sungut kepada Tuhan.
Mereka membandingkan kehidupan mereka dengan kondisi ketika masih di Mesir (ay. 1-3). Bagaimana respons Tuhan terhadap orang Israel? Tuhan mendengar sungut-sungut umat-Nya tentang kebutuhan hidup mereka (ay. 7-12). Dari bagian ini kita belajar untuk percaya bahwa Allah mendengar keluh kesah kita kepada-Nya tentang kebutuhan hidup kita.
Lebih daripada itu, Allah memenuhi kebutuhan hidup umat-Nya (ay. 13-15). Namun, ada syarat yang Tuhan berikan, yaitu tiap-tiap orang hanya boleh mengambil menurut keperluannya, cukup untuk hari tersebut, harus habis tidak bersisa (ay. 16-18). Tetapi ada umat Israel yang tidak taat dan mengambil lebih banyak dari yang diperlukan sehingga sisa manna yang diambil itu menjadi rusak (ay. 20). Mengapa umat Israel tidak taat perintah untuk mengambil seperlunya? Mungkin karena mereka takut akan hari esok. Mungkin mereka berpikir, besok bagaimana? Begitulah kondisi manusia yang keinginannya lebih besar daripada apa yang dibutuhkan. Melalui peristiwa ini, kita belajar bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan, tetapi kita juga harus taat perintah-Nya. Pemenuhan kebutuhan oleh Allah berjalan beriringan dengan ketaatan kita kepada Tuhan.
Di ayat-ayat selanjutnya Tuhan memerintahkan tentang Sabat (ay. 23-26). Dia memerintahkan orang Israel untuk berhenti, termasuk berhenti mengambil manna dan mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada hari Sabat, tidak perlu bekerja supaya bisa makan. Mengapa? Karena Tuhan juga telah menyediakan makanan atau kebutuhan hidup untuk hari ketujuh, yaitu hari Sabat.
Sabat mengingatkan kita bahwa kebutuhan utama manusia bukanlah makanan, melainkan relasi dan pengenalan akan Tuhan. Tuhan Yesus berjanji akan memenuhi kebutuhan kita ketika menaati perintah-perintah-Nya dan menguduskan hari Sabat. Belajarlah percaya akan janji-janji pemeliharaan-Nya. Janganlah khawatir akan pemenuhan kebutuhan hidup kita. Serahkanlah kekhawatiran Anda kepada Yesus sebab Dia yang memelihara Anda (1Ptr. 5:7).
Refleksi Diri:
- Apakah Anda percaya sepenuhnya bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan hidup Anda? Apa alasan utama Anda berhenti bekerja pada hari Sabat?
- Apa saja hal-hal harus kita hindari dan yang harus kita lakukan dalam hal menguduskan hari Sabat?