Nama Baik
Amsal 22:1-9
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.
- Amsal 22:1
Saya pernah bertemu dengan orang yang berkata demikian, “Bapak itu lho orangnya baik, sederhana tetapi suka bantu orang lain,” tetapi saya juga ingat ada orang berkata tentang seorang ibu, “Wah ibu itu sih memang kaya, tetapi pelit banget lho orangnya.” Seseorang dikenal baik atau tidak bukan karena namanya bagus atau tidak, tetapi karena perilakunya. Apa yang dilakukan orang tersebut, itulah yang biasanya melekat pada dirinya. Ketika namanya disebut, orang lain punya pandangan seperti apa tentang dirinya.
Perbandingan nama baik dan kekayaan besar pada ayat di atas sangatlah menarik. Disebutkan kekayaan besar atau sangat kaya, bukan kekayaan yang biasa-biasa saja, kekayaan yang sepertinya bisa membeli apa pun. Namun, harta sebanyak apa pun tidak lebih berharga dibandingkan dengan nama baik. Apa yang menjadikan nama baik (bukan nama tenar) begitu berharga? Nama baik mempunyai nilai yang melampaui hidup. Nama baik tetap hidup, meskipun orang yang memiliki nama itu sudah tiada di dunia. Sebaliknya, kekayaan sebesar apa pun, tidak ada yang bisa dibawa saat meninggalkan dunia. Dalam kematian kekayaan seseorang tidak akan bisa dinikmatinya. Nama baik didapatkan secara alami, bukan sesuatu yang dibuat-buat. Nama baik ada karena kehidupan yang baik. Nama baik bukan dicanangkan oleh orang itu sendiri, melainkan hasil dari caranya hidup. Kekayaan bisa membeli banyak hal, tetapi kekayaan tidak pernah bisa membeli nama baik.
Lagu KPPK 319 berjudul, Kupuji Dia, mengatakan di bagian reffrain: Yesus.. Yesus.. nama terindah, menghibur hatiku tak henti kupuji Dia. Iya, Tuhan Yesus adalah nama terindah. Karena itu, kita berdoa di dalam nama Yesus, sebagai sebuah pengakuan bahwa kepada-Nya kita bergantung. Yesus-lah yang berkuasa karena Dia yang menyelamatkan kita. Nama kita yang tadinya buruk karena dosa-dosa kita di hadapan Allah, dipulihkan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya dalam anugerah-Nya. Biarlah kita hidup bukan demi nama kita sendiri, tetapi sebagai anak-anak Tuhan mewakili nama Allah. Hidup bukan supaya nama kita masyhur di mana-mana, tetapi supaya kita memasyhurkan Tuhan. Marilah hidup dengan benar dan menjadi berkat, supaya nama baik kita menjadi kesaksian bahwa kita adalah anak- anak Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apakah nama Anda dikenal baik atau buruk oleh lingkungan? Apakah saat mendengar nama Anda, orang lain melihat nama Tuhan di dalam diri Anda?
- Apa yang mau Anda lakukan agar sebagai anak-anak Tuhan mempunyai nama yang baik?