Nilai: 5 Bintang
Roma 12:9-21
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
- Roma 12:11
Di era digital ini, kita bisa dengan cepat memberikan penilaian atas kinerja seseorang. Contohnya ojek online. Setelah memakai jasanya, kita diminta untuk mengisi penilaian, berapa bintang yang akan kita berikan, maksimal 5 bintang. Lalu ada alasan-alasan mengapa kita memberikan jumlah bintang tersebut: apakah driver mengikuti atau melalaikan instruksi kita, apakah driver mengirim sesuai pesanan atau tidak, sopan atau kasar, dan sebagainya.
Coba kita pikirkan, kalau Tuhan mau menilai kita dalam hal mengikut Dia, sebenarnya seberapa banyak bintang yang Tuhan harapkan dari setiap kita? Rasul Paulus menasihatkan dalam hal mengikuti Tuhan, hendaklah dengan semangat dan memberikan yang terbaik, bukan dengan asal-asalan. Bagaimana caranya?
Pertama, mengikut Tuhan dengan rajin, bukan malas-malasan. Kerjakanlah apa yang seharusnya menjadi panggilan setiap kita dengan serius. Keselamatan yang Tuhan berikan disyukuri dengan hidup sungguh-sungguh bagi-Nya dan berpikir bagaimana bisa menjadi berkat buat banyak orang. Paulus menekankan hal ini melalui contoh kerajinannya dalam melayani Tuhan, begitu terlihat nyata sekalipun banyak tantangan. Kita juga sebagai anak Tuhan, pasti punya tantangan dalam menjalani hidup, seperti tempat kerja yang tidak kondusif, bos yang sulit, pelayanan yang penuh keterbatasan, masalah keluarga yang nggak beres-beres, dan sebagainya. Sadarilah bahwa mengikut Tuhan dengan rajin, butuh pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran.
Kedua, biarlah rohmu menyala-nyala. Kata “menyala-nyala” dalam bahasa aslinya adalah seperti mendidihkan air sampai gelembung-gelembung airnya muncul. Tuhan mau kita mendidih, bukan dingin atau suam kuku, tetapi panas! Kita bersemangat bukan untuk memperoleh keselamatan, justru karena sudah diselamatkan maka kita harus selalu bersemangat. Semangat yang tinggi dalam mengikut Tuhan, bukan menjadi orang yang pesimis dan tidak bergairah. Hendaklah kita bersemangat dalam pekerjaan, menjadi imam keluarga, mendoakan banyak pergumulan, memimpin care group, dsb. Jika hanya hidup seadanya bagi Tuhan, kita sebenarnya sedang tidak serius memandang anugerah keselamatan yang sudah Tuhan berikan. Orang yang tidak punya semangat mengikut Tuhan akan tidak peduli dengan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Mari sebagai anak-anak Tuhan, kita terus mendidih di dalam roh kita, rindu untuk mengenal dan memuliakan Tuhan, serta melayani Kristus Yesus.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sudah hidup dengan rajin dan bersemangat bagi Tuhan? Mengapa semangat hidup ini penting?
- Apa komitmen konkrit Anda dalam memberikan yang terbaik bagi Tuhan Yesus?