Orang Kaya Yang Miskin
Markus 10:17-27
“Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
- Markus 10: 21b
Kaya dalam harta tapi miskin dalam iman. Inilah kenyataan pahit yang dialami orang kaya di dalam perikop hari ini. Orang kaya ini datang menghampiri Yesus ketika Dia sedang dalam perjalanan bersama murid-murid-Nya. Ia digambarkan sebagai seorang yang masih muda, juga seorang pemimpin yang punya kuasa (Luk. 18:18). Muda, punya kuasa, dan kaya raya, inilah gambaran orang yang sedang berlutut di hadapan Yesus, mencari sesuatu dari diri-Nya. Ia sedang mencari cara untuk mendapatkan hidup yang kekal (ay. 17).
Pertanyaan yang diajukan orang kaya adalah sebuah pertanyaan luar biasa, yang bahkan tidak pernah dipertanyakan oleh para murid. Pria muda kaya ini bukanlah orang biasa. Beberapa tafsiran mengatakan bahwa ia rajin melayani dan beribadah di bait Allah karena ketika Yesus menantangnya untuk menjalankan hukum Taurat, ia menyatakan bahwa dirinya telah melakukan semua yang diajarkan oleh hukum Taurat. Orang kaya ini merasa hidup kekal sudah ada dalam genggamannya.
Mendengar jawaban orang kaya ini, Yesus malah menaruh belas kasihan lalu menyuruhnya untuk meninggalkan semua hartanya dan mengikut Dia (ay. 21). Alih-alih mengikut Yesus, ia malah membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Yesus. Orang muda kaya pergi dengan kekecewaan dan dukacita karena hartanya banyak. Terlalu berharga untuk ditinggalkan demi mengikut Yesus (ay. 22). Jawaban untuk hidup kekal sudah di depan mata, tetapi orang kaya ini menutup matanya.
Yesus tidak mengajarkan bahwa kekayaan itu jahat. Dia juga tidak mengajarkan bahwa kemiskinan lebih baik daripada kekayaan. Yesus mengajarkan bahwa menjadi seorang murid membutuhkan pengorbanan dan kekayaan terkadang menjadi sebuah halangan untuk mengikut Dia. Ada harga yang harus dibayar saat orang memutuskan untuk mengikut Yesus. Halangan apa pun yang menjadikan kita sulit untuk mengikut Dia bisa muncul karena Kristus tidak lagi menjadi yang terutama di dalam kehidupan kita. Jadikanlah Yesus prioritas pertama dan jangan biarkan diri Anda miskin secara iman.
Refleksi Diri:
- Apakah Yesus Kristus telah menjadi yang terutama dalam hidup Anda? Apa buktinya?
- Apa halangan terbesar Anda untuk mengikut Yesus secara total? Bagaimana cara Anda mengatasi halangan tersebut?