Orang Suka Hutang = Orang Fasik
Mazmur 37:18-26
Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah.
- Mazmur 37:21a
Suatu kali saya membaca kalimat simple tapi “jleb” dari satu pesan bergambar di Whatsapp. Kalimat apa tuh? Liat gayanya jadi pengen nagih utangnya.
Sekarang mari kita bahas soal hutang dulu. Kebiasaan orang suka berhutang biasanya waktu pinjam manis, begitu ditagih bengis. Waktu hutang memelas, ketika ditagih ganas. Waktu pinjam, tiap hari menyapa dan perhatian. Begitu jatuh tempo, hilang entah kemana.
Sang pemazmur berbicara soal orang yang suka berhutang tapi tak mau (pura-pura lupa) bayar. Ia sama seperti orang fasik. Sudah tahu kan, fasik itu artinya jahat. Ia bilangnya pinjam, tapi niatnya tidak bayar. Kalo ditagih jawabnya tarsok (entar besok) alias mengulur waktu karena tidak niat membayar. Ketika ditagih lebih galak orang itu, padahal ia yang berhutang.
Jadi, supaya tidak sakit dan panas hati karena hutang tak dibayar, janganlah memberi hutang. Kalau ada uang, berikan semampu kita, kalau tidak ada katakan tidak ada. Seperti yang pemazmur katakan, jadilah orang benar yang pengasih dan pemurah. Pengasih artinya punya kasih untuk mengasihani orang yang ingin berhutang. Pemurah bukan berarti memberi uang sebanyak-banyaknya, tetapi memberi uang dengan hikmat. Sebisa yang kita mampu dan memang jumlahnya menolong si orang yang membutuhkan. Daripada memberi hutang, lebih baik kita bermurah memberi uang.
Hiroshima hancur karena bom. Pertemanan hancur karena kasbon. Memang bikin geram, ketika kita butuh uang lalu menagih hutang, tapi orang yang kita hutangi tidak mau bayar. Selalu dijawab belum ada, lalu berkata, “Halah, uang segitu aja ditagih!” Seolah-olah kita yang kurang bermurah hati dan tidak peduli keadaannya. Namun, satu saat kita lihat ia unggah di sosmed, foto jalan-jalan, makan-makan, dan nongkrong di cafe. Darah tinggi langsung kumat, kita jadi emosi. Akhirnya kita yang rugi sendiri, makanya jangan beri hutang.
Untuk yang punya hutang ingat bayar ya, jangan jadi orang fasik. Belajarlah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Sengaja tidak mau membayar sama dengan tidak memegang janji alias penipu, dan Tuhan Yesus tidak suka seorang penipu.
Refleksi diri:
- Bagaimana selama ini pandangan Anda mengenai hutang? Apakah sudah seturut dengan firman Tuhan?
- Apa sikap yang Anda pilih setelah membaca renungan ini, memberi hutang atau memberi uang?